Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal 7
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal 7 Renungan

TUHAN memandang Anda sebagai pemenang. Ia mempercayai Anda bahkan lebih daripada Anda mempercayai dirimu sendiri. Pertimbangkanlah hal ini; Anda dapat mengubah citra diri Anda selama ini. Bagaimana? Mulailah dengan menyetujui TUHAN. Ingat, TUHAN memandang Anda sejajar dengan pria dan wanita hebat lainnya, terhormat dan penuh keberanian.

Ia menganggap Anda lebih dari pemenang. Sekarang pandanglah dirimu seperti TUHAN memandangmu. Berhentilah membuat alasan dan mulailah melangkah dengan iman, lakukanlah apa yang menjadi panggilanmu di dalam TUHAN.

Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
[ Roma 8:37 ]

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 22
Sabtu, 31 Januari 2009

Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku?
[ Yeremia 32:27 ]

Kata Yesus: "Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah."
[ Lukas 18:27 ]

Bacaan Alkitab: Wahyu 15:1-4; Lukas 8:1-3;

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 21
Jumat, 30 Januari 2009

Apabila hatiku cemas dan gelisah, Engkau menghibur dan menggembirakan aku.
[ Mazmur 94:19 ]

Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?
[ Lukas 24:32 ]

Bacaan Alkitab: Lukas 4:22-30; Lukas 7:36-50

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal 6
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal 6 Renungan

TUHAN ingin saat ini menjadi waktu yang terbaik dalam hidup Anda. Tetapi jika Anda ingin menerima kemurahan ini, Anda harus memperluas visimu. Anda tidak bisa mondar-mandir dengan pikiran negatif, pikiran pesimis dan pikiran yang sempit.

dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
[ Efesus 2:6-7 ]

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 20
Kamis, 29 Januari 2009

Pergilah engkau melihat apakah baik keadaan saudara-saudaramu.
[ Kejadian 37:14 ]

janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
[ Filipi 2:4 ]

Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 13:42-52; Lukas 7:24-35

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal 5
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal 5 Renungan

Manakala kita terlalu berfokus pada masa depan, kita seringkali jadi putus asa. Padahal TUHAN telah memberi kita anugerah untuk menikmati hari ini. Pada saat kita tiba di hari esok, kita pasti memiliki kekuatan untuk melewatinya.

TUHAN akan memberikan apa yang kita butuhkan. Namun jika kita mengkuatirkan hari esok pada saat ini, kita pasti frustasi dan patah semangat.

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
[ Matius 6:33-34 ]

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 19
Rabu, 28 Januari 2009

Pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang.
[ Mazmur 36:10 ]

(Yesus berkata) Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.
[ Yohanes 4:14 ]

Bacaan Alkitab: Rut 1:1-8 (9-15) 16-19a (19b-21); Lukas 7:18-23

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal 4
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal 4 Renungan

Salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan jika Anda sedang menghadapi masalah adalah membantu orang lain menyelesaikan masalahnya. Jika Anda ingin impianmu digenapi, bantulah seseorang untuk meraih impiannya.

Mulailah dengan menabur sejumlah benih maka TUHAN akan memberimu tuaian. Dikala kita memenuhi kebutuhan orang lain, maka TUHAN akan memenuhi kebutuhan kita.

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. TUHANku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Dimuliakanlah TUHAN dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.
[ Filipi 4:13, 19-20 ]

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 18
Selasa, 27 Januari 2009

Musa berkata kepada Allah, "Siapa saya ini, sehingga sanggup menghadap raja dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" Allah menjawab, "Aku akan menolong engkau".
[ Keluaran 3:11-12 ]

Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam!
[ Kisah Para Rasul 18:9 ]

Bacaan Alkitab: 1 Raja-raja 17:8-16; Lukas 7:11-17

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal 3
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal 3 Renungan

Jangan biarkan dirimu terbungkus dalam pikiran negatif, bersungut-sungut dan menyalahkan TUHAN. Ubahlah sikapmu dan katakanlah, "Tuhan, saya tidak mengerti semua ini, tetapi saya tahu semua ini ada di bawah pengawasan-Mu. Dan bukankah Engkau berkata bahwa segala sesuatu turut bekerja untuk kebaikkanku. Engkau akan memutarbalikkan kejahatan dan membuatnya menjadi keuntungan bagiku. Jadi Bapa, aku bersyukur karena Engkau membawaku melewati semua ini!" Apapun yang Anda hadapi dalam hidup ini, kemalangan tidak akan membuat Anda jatuh.

Oleh sebab itu, ya Tuhan ALLAH, Engkaulah Allah dan segala firman-Mulah kebenaran; Engkau telah menjanjikan perkara yang baik ini kepada hamba-Mu.
[ II Samuel 7:28 ]

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 17
Senin, 26 Januari 2009

bagiku sungguh baiklah (menggembirakan) berada dekat Allah, TUHAN Allah kujadikan tempat perlindunganku, supaya aku dapat mewartakan segala perbuatan-Nya.
[ Mazmur 73:28 ]

Ia (Yesus) mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang.
[ Lukas 9:2 ]

Bacaan Alkitab: Yesaya 19:19-25; Lukas 7:1-10

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal 2
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal 2 Renungan

Anda mungkin telah mengalami banyak penderitaan, bertahan dalam kemalangan besar, dan melewati banyak pengalaman buruk, tetapi jangan ijinkan masa lalu menentukan masa depanmu. Kita tidak dapat berbuat apa-apa atas semua masa lalu kita, tetapi kita dapat memilih bagaimana menghadapi apa yang ada di depan kita.

Jangan menyimpan kebencian dan penolakan yang dapat meracuni masa depanmu. Biarkanlah semua luka dan sakit itu berlalu. Ampunilah orang yang bersalah kepada Anda. Ampunilah dirimu sendiri atas kesalahan yang telah Anda perbuat.

(31) Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. (32) Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana TUHAN di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
[ Efesus 4:31-32 ]

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 16
Minggu, 25 Januari 2009

Orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.
[ Lukas : 13:29 ]

Ya TUHAN, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku dan lepaskanlah aku.
[ Mazmur 7:2 ]

(Yesus Berkta) Aku sendiri akan memberi kepadamu kata-kata dan kebijaksanaan itu, sehingga tak seorang pun dari musuh-musuhmu dapat melawan atau menyangkal apa yang kalian katakan.
[ Lukas 21:15 ]

Bacaan Alkitab: Roma 1:(14-15) 16-17; Mazmur 3

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal 1
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal 1 Renungan

Semakin sering kita mendengarkan kebohongan musuh, semakin banyak sampah yang ia tumpahkan ke dalam pikiran kita. Hal ini seolah-olah kita membuka pintu lebar-lebar dan memasang papan petunjuk yang bertuliskan: "Di sini tempat sampah!"

Setiap orang bisa saja mengalami putus asa dan depresi. Hidup ini memang keras, dan kadang merugikan kita. Kita semua kadang-kadang masih jatuh. Tetapi yang penting Anda jangan diam di bawah terus.

(8) Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. (9) Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.
[ 1 Petrus 5:8-9 ]

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 15
Sabtu, 24 Januari 2009

Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu (kekuatanmu)!
[ Nehemia 8:11 ]

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
[ Filipi 4:4 ]

Bacaan Alkitab: Ulangan 33:1-4(7, 12-16); Lukas 6:43-49

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal Renungan

Kita harus belajar menerima diri sendiri, termasuk aib dan segala kekurangan kita, bukan karena mau bersikap egois atau memanjakan kelemahan kita, tetapi karena seperti itulah cara Bapa di Surga mengasihi kita.

Anda boleh menegakkan kepala dan berjalan dengan penuh percaya diri karena Bapa di Surga mengasihi Anda tanpa syarat. Kasih-Nya pada Anda berdasarkan siapa diri Anda, bukan pada apa prestasi Anda.

Ia menciptakan Anda sebagai pribadi yang unik - tidak pernah ada, bahkan tidak akan pernah ada orang lain yang persis seperti Anda, sekalipun Anda memiliki saudara kembar - sebab Ia menganggap Anda sebagai maha karya-Nya yang sepesial.

Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.
[ Mazmur 17:8 ]

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 14
Jumat, 23 Januari 2009

Akulah yang menjadikan bumi dan yang menciptakan manusia di atasnya.
[ Yesaya 45:12 ]

(Yesus berkata) Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakanya.
[ Matius 11:27 ]

Bacaan Alkitab: Yohanes 7:1-13; Lukas 6:36-42

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 13
Kamis, 22 Januari 2009

Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku.
[ Yeremia 18:6 ]

(Paulus menulis) Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?"
[ Roma 9:20 ]

Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 15:22-31; Lukas 6:27-35

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 12
Rabu, 21 Januari 2009

Aku bersukacita karena pertolongan-Mu.
[ 1 Samuel 2:1 ]

(Yesus berkata) Bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.
[ Lukas 10:20 ]

Bacaan Alkitab: Lukas 16:14-17(18); Lukas 6:17-26

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 11
Selasa, 20 Januari 2009

Beginilah firman Tuhan ALLAH: Bertobatlah dan berpalinglah dari berhala-berhalamu.
[ Yehezkiel 14:6 ]

Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.
[ Lukas 16:13 ]

Bacaan Alkitab: Markus 2:23-28; Lukas 6:12-16

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 10
Senin, 19 Januari 2009

Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.
[ Yesaya 50:6 ]

(Yesus berkata) Berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
[ Lukas 6:28 ]

Bacaan Alkitab: Ulangan 4:5-13; Lukas 6:1-11

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 9
Minggu, 18 Januari 2009

Hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
[ Yohanes 1:17 ]

Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu.
[ Amsal 4:13 ]

Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
[ 1 Timotius 4:16 ]

Bacaan Alkitab: Roma 12:(4-8) 9-16; Mazmur 4

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Aku Hanyalah Anak Jalanan
Aku Hanyalah Anak Jalanan

Seorang bapak dan ibu menemuiku. Mereka membawa buletin kami yang terbaru. Katanya mereka mendapatkan buletin itu dari temannya. Mereka memuji-muji buletin kami yang mengisahkan kehidupan anak-anak dampingan. Pembicaraan kami berlanjut pada isi buletin. Akhirnya bapak itu mempertanyakan mengapa terjadi banyak pencurian dalam rumah kami. apakah tidak ada cara untuk menghentikan pencurian?
Apakah aku tidak melaporkan saja semua itu pada polisi?
Mengapa aku masih berusaha melindungi mereka?
Mengapa aku masih bertahan dan menampung mereka? Mengapa tidak menutup saja rumah singgah itu dan membuka pelayanan lain?

Pertanyaan-pertanyaan ini sudah sering kudengar. Ini bukan pertanyaan baru lagi. Aku berusaha menjelaskan bahwa pendampingan anak jalanan itu sulit. Sebelum masuk dalam aktifitas ini aku sudah tahu akan resiko yang bakal aku terima selama pendampingan ini. Mengubah seseorang butuh waktu. Apalagi yang menyangkut nilai dan perilaku. Ini tidak mudah. Butuh proses yang lama dan panjang. Memang gambaranku sebelum masuk itu tidak separah setelah aku menjalaninya selama ini. Banyak kesulitan yang muncul, yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.

Banyak anak jalanan masih membawa kehidupan jalanan dalam rumah singgah. Akibatnya pencurian, perkelahian dan kehidupan jalanan lain masih sering terjadi dalam rumah singgah. Inilah resiko keputusanku. Bapak itu bertanya apakah aku tidak memilih siapa saja yang boleh tinggal di rumah singgah. Hal ini tidak mudah. Memang beberapa teman juga mempunyai pendapat yang sama yaitu diadakan seleksi anak jalanan. Tapi pertanyaan besar bagiku adalah bagaimana aku bisa memilih anak jalanan yang baik? Secara teori hal itu mungkin dan mudah, tetapi di lapangan tidak semudah apa yang dikatakan dalam teori dan saran-saran.

Akhirnya mereka bertanya mengapa aku bertahan untuk mendampingi anak yang tidak bisa diubah? Pertanyaan ini juga sering muncul dalam diriku sendiri ketika sedang dalam saat putus asa. Mengapa aku harus ada di sini? Mengapa aku mau menyusahkan diri berteman dengan mereka yang tidak bisa diajak berteman? Alasan klasik bagiku adalah bahwa sebetulnya mereka membutuhkan orang yang peduli pada mereka. Jawaban ini bisa menjadi pertanyaan baru, jika mereka membutuhkan orang yang mau menolong, mengapa mereka melakukan perusakan, pencurian dan hal negatif lainnya? Mengapa mereka tidak mau menyadari diri bahwa mereka ditolong lalu ada niat untuk berubah?

Ibu itu bertanya bagaimana jika ada orang tahu bahwa barang yang mereka sumbangkan ternyata hilang dicuri? Ibu itu menyatakan bahwa pasti orang yang memberi itu akan kecewa. Aku katakan bahwa aku juga kecewa. Tapi yang membuatku kecewa bukan barang yang hilang melainkan sikap mencuri barang itulah yang membuatku kecewa. Aku merasa belum mampu mengubah mereka untuk mencintai barang-barang miliknya. Ibu dan bapak itu semakin gencar menyarankan agar aku meninggalkan mereka dan mulai serius di paroki. Masih banyak orang yang membutuhkan pendampingan, mengapa susah-susah mendampingi orang yang tidak mau berubah?

Setelah lama memberikan nasehat, mereka pulang dan meninggalkan aku sendirian dalam pertanyaan-pertanyaan. Benarkan saran mereka agar aku meninggalkan anak-anak dan serius di paroki? Aku sudah disana selama ini dan mereka masih mencuri, berkelahi, ditangkap polisi, membuat rusuh kampung dan tindakan jahat lainnya. Mereka masih tidak bisa berubah. Aku tadi sempat mengatakan bahwa aku mencintai mereka. Namun bapak dan ibu itu mengatakan cinta juga harus rasional. Cinta harus tegas dan kadang memberikan pelajaran agar mereka sadar. Cinta tidak berarti menerima saja segala tindakan buruk. Cinta tidak harus juga mengajar dengan keras. Mereka mengatakan aku aneh jika masih mencintai mereka yang sudah jelas tidak mau membalas cintaku, bahkan sebaliknya hanya menyusahkan saja.

Dalam permenunganku di kamar, aku teringat pada ibuku. Ibu mengajarkan cinta yang tidak rasional. Ibu bukanlah perempuan berpendidikan tinggi. Dia hanya perempuan sederhana produk jaman penjajahan. Tapi aku banyak belajar cinta dari ibu secara nyata. Bukan hanya teori tentang cinta melainkan praktek cinta. Aku ingat bagaimana bapak sering menyalahkan ibu yang bertindak bodoh. Ibu dengan tenang memberi makan orang yang sama sekali tidak dikenal, padahal anak-anaknya banyak dan semua membutuhkan makan yang cukup. Ibu memberikan uang pada orang, padahal uang itu sangat berarti bagi kami. ibu berani meminjami orang uang, padahal tahu bahwa orang ini pasti tidak akan mengembalikan. Dan masih ada lagi tindakan ibu yang dianggap bapak sebagai tidakan yang tidak diperhitungkan akibatnya.

Teringat kembali pada mataku bagaimana bapak suatu hari sangat marah pada ibu soal beras. Suatu hari kota kami kebanjiran, sehingga semua toko dan pasar tutup. Waktu itu ibu hanya mempunyai persedian beras yang cukup dimakan dua hari saja. Pada banjir hari pertama, seorang tetangga datang dan meminjam beras. Bapak sudah memperingatkan agar ibu tidak meminjaminya. Tapi ibu mengatakan bahwa kondisi tetangga itu jauh lebih parah. Memang rumahnya hampir tenggelam, sedang rumah kami hanya sebatas separo lutut anak-anak. Maka ibu membagi beras yang dimiliki menjadi dua bagian dan memberikan pada tetangga itu yang satu bagian. Ternyata banjir tidak cepat surut. Pada esok harinya beras sudah habis dan pasar belum buka. Jelas bapak menjadi marah, sebab tidak ada lagi nasi yang bisa dimakan. Padahal kami semua lapar. Ibu tidak kehilangan akal, maka menumbuk jagung dan kami makan jagung yang sangat sedikit sekali. Aku masih ingat bapak sangat marah dan ibu hanya diam saja. Dia rela dimarahi sebab itu sudah resiko tindakannya untuk menolong tetangga.

Saat itu ibu belum Katolik. Dia hanya bertindah berdasarkan belas kasih bukan berdasarkan ajaran Katolik. Masih banyak tindak cinta ibu yang tidak rasional dan mengakibatkan kerugian bagi kami. Tapi ibu mengatakan bahwa Tuhan tidak tidur. Dia akan melihat apa yang diperbuatnya dengan harapan suatu saat ada orang lain yang akan menolong anak-anaknya. Tindakanku mendampingi anak jalanan beberapa kali dikatakan bodoh. Tapi dalam situasi seperti ini, aku hanya berusaha mengingat tindakan yang pernah diajarkan ibu. Kasih yang tidak perlu memikirkan panjang lebar, soal untung dan rugi, terbalas atau tidak terbalas. Kasih yang harus mengakibatkan kesenggsaraan bagi diri sendiri. Tindak kasih yang hanya berharap bahwa Tuhan akan melihat dan suatu saat membalas pada anak-anaknya.

Permenungan semakin jauh pada pada Yesus. Bagaimana Yesus mengajarkan kasih? Dia juga melaksanakan kasih yang tidak rasional. Dia tahu bahwa akan dibunuh, tapi Dia tetap berjalan ke Yerusalem. Dia tahu bahwa ada murid yang akan mengkhianatinya, tapi Dia tetap membiarkan murid itu melaksanakan kehendaknya. Dia tahu bahwa suatu saat Petrus akan mengkhianati, namun Dia tetap mengangkatnya sebagai pemimpin. Dia menyembuhkan 10 orang kusta dan hanya satu yang mengucapkan syukur, namun Dia tetap melakukan penyembuhan. Dia tidak pernah marah ketika semua orang mengkhianatiNya. Sebaliknya Dia mengampuni mereka. Aku yakin seandainya Yesus punya TV dan dicuri oleh para muridNya, pasti Dia tidak akan marah. Kalau nyawa saja Dia serahkan untuk para murid apakah Dia akan ribut ketika barangnya diminta orang lain?

Aku yakin Yesus sudah tahu resiko yang mengiringi keputusanNya masuk dalam kehidupan manusia. Tapi Dia tetap masuk dan mendampingi manusia. Dia tetap mau menyelamatkan manusia meski banyak manusia yang menolak dan mengkhianatiNya. Dia tetap mencintai manusia meski manusia membalas dengan caci maki dan penyaliban. Dia tetap mencintai manusia meski mereka berulang kali mengecewakanNya. Mereka sudah bersumpah untuk mengikutiNya sampai mati, namun mereka sering mengkhianati sumpah itu seperti Petrus yang mengatakan berani mati demi Dia tapi ketika dihadapkan pada tantangan dia mengaku tidak mengenalNya.

Kusadari bahwa aku tidak ubahnya adalah salah satu anak jalanan dihadapanNya. Aku yang sudah ditampung dalam rumahNya yang kudus masih kerap membawa masuk kehidupan dunia dalam rumahNya. Aku yang sudah dicintaiNya dengan sepenuh hati, masih kerap menyingkirkan Dia dari hidupku. Aku yang sudah ditebus dengan taruhan nyawaNya, masih mudah melakukan tindakan yang melanggar ajaranNya. Tapi Dia tetap menawarkan keselamatan dan pengampunan. Dia tidak bosan mengasihiku dan melindungiku. Dia tidak meninggalkan aku sendirian. Bahkan Dia tetap mencariku ketika aku tersesat dan berusaha membawaku pulang sambil meletakanku di pundakNya. Suatu cinta yang indah dan tidak masuk akal sama sekali.

Kalau Yesus masih mengatakan padaku bahwa Dia mencintaiku, mengapa aku juga tidak bisa mengatakan pada anak dampingan bahwa aku tetap mencintai mereka, meski perbuatan mereka sangat mengecewakan hati? Mengapa aku egois hanya ingin diampuni tetapi tidak mau mengampuni? Mengapa aku harus bosan pada anak-anak jalanan sedang Yesus tidak pernah bosan untuk menerimaku kembali? Mengapa aku harus memilih anak jalanan yang baik-baik, sedang Yesus tidak pernah memilih orang, bahkan Dia sengaja datang untuk aku, orang yang berdosa ini. Orang yang ditolak masyarakat. Kalau Yesus memberiku kesempatan untuk berubah mengapa aku tidak memberi kesempatan anak-anak untuk berubah? Kalau Yesus masih memahami kejahatanku, mengapa aku tidak bisa memahami kejahatan anak-anak ini? Kalau Yesus tidak mau meninggalkan aku mengapa aku harus meninggalkan anak-anak? Aku hanyalah anak jalanan yang ditampung Yesus di rumah singgahNya. Tindakanku sering kali tidak jauh berbeda dengan anak-anakku. Aku tersenyum dan mengambil kunci motor untuk berangkat ke rumah singgah.

salam, yang nggak tahu kapan mentas dari jalanan

Sumber : http://www.pondokrenungan.com
Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 8
Sabtu, 17 Januari 2009

Beritahukanlah dengan suara sorak-sorai dan kabarkanlah hal ini! Siarkanlah itu sampai ke ujung bumi! Katakanlah: "TUHAN telah menebus Yakub, hamba-Nya!
[ Yesaya 48:20 ]

Segala lidah (akan) mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
[ Filipi 2:11 ]

Bacaan Alkitab: Matius 6:6-13; Lukas 5:33-39

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 7
Jumat, 16 Januari 2009

Ya, Tuhan ALLAH, janganlah musnahkan umat milik-Mu sendiri, yang Kau tebus dengan kebesaran-Mu, dan dengan tangan yang kuat.
[ Ulangan 9:26 ]

(Paulus menulis) Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.
[ Filipi 1:6 ]

Bacaan Alkitab: Lukas 12:49-53; Lukas 5:27-32

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 6
Kamis, 15 Januari 2009

Sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.
[ Mazmur 139:4 ]

Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
[ Yakobus 1:26 ]

Bacaan Alkitab: Markus 10:13-16; Luksa 5:17-26

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
1 Jam yang Tuhan Minta
1 Jam yang Tuhan Minta

Sering saya dengar dalam khotbah ditanyakan: “Tuhan memberikan kita 24 jam sehari, 7 hari seminggu tapi berapa lama kita berikan untuk Tuhan?” Pertanyaan ini suka mengganggu diri saya. Terus terang saya tidak bisa berdoa lama. Berdoa 5 menit bagi saya terlalu lama dan melelahkan. Untungnya Tuhan yang kita imani memang sangat baik. Dia mengajari dan menuntun saya sampai bisa menikmati saat-saat doa.

Tuhan merubah saya dari buku psikologi rohani yang saya baca. Penulisnya mengatakan salah satu kemungkinan kita tidak bisa berdoa karena ada luka batin. Kalimat ini sangat menghentak saya. Bahkan seluruh isi buku merobek-robek pikiran. Betapa tidak, ciri-ciri manusia luka batin yang dijelaskan dalam buku itu persis seperti diri saya saat itu.

Dari situ Tuhan menuntun saya mengikuti retret penyembuhan luka batin. Tapi ada satu penghalang besar. Saya orang yang sangat tertutup pada masalah pribadi, apalagi pengalaman pahit masa lalu. Pengalaman masa lalu cenderung saya lupakan begitu saja. Waktu membaca buku itu pun saya bertanya dalam hati: luka batin apa yang saya punya? Saya tidak merasa dilukai dalam hidup ini. Saya baik-baik saja. Kemudian saya ketahui sifat seperti ini pun sebenarnya menunjukkan adanya luka batin itu sendiri.
Saya berangkat dengan rasa kuatir retret akan sia-sia karena saya tidak mampu mengenali luka batin itu. Juga rasa pesimis tidak mampu mengangkat luka itu mengingat sifat saya yang lebih suka menutup dari pada membicarakan. Bersyukur Tuhan mengutus seorang pendamping bijaksana dalam retret. Ia berhasil meyakinkan saya dengan satu analogi sederhana: "Umpamakan dirimu sebuah radio rusak yang dibawa ke tukang servis. Seperti pemilik radio memasrahkan radionya diservis ahlinya sampai jadi benar, demikian pun serahkan dirimu kepada ahlinya. Dia tidak akan salah servis karena tukangnya adalah Pencipta dirimu sendiri".

Sebuah analogi menarik. Di tengah keragu-raguan saya, Tuhan mau menservis diri saya. Saya berusaha berserah dan memohon Roh Kudus agar mampu melihat sisi gelap hidup saya. Selama retret saya merasa Tuhan begitu dekat. Saya jadi percaya sikap berserah diri pada Tuhan membuat Dia memiliki ruang gerak untuk bebas bekerja dalam diri saya.

Makin saya rasakan hadirat Tuhan, makin saya membuka hati. Hingga pada saat diagnosa …ketika dituntun merenungkan masa lalu…Tuhan dengan sangat jelas menunjukkan dalam batin saya suatu bayangan masa lalu ketika masih kecil kira-kira baru belajar jalan. Saya tidak tahu persis itu kejadian apa tetapi ada suatu getaran batin yang sangat kuat terhubung dengan fenomena itu sampai air mata keluar tanpa bisa dihentikan. Fenomena itu terus menerus muncul, begitu hidup dan nyata, saya melihat diri saya yang masih kecil sedang memandang ayah dan ibu dengan rasa empati yang sangat dalam.

Buru-buru habis renungan saya menelepon ibu. Saya minta ibu menceritakan pengalaman buruk keluarga ketika saya masih berusia 1-2 tahun. Ibu mengingat-ingat, menceritakan satu demi satu hingga sampai pada satu cerita yang sangat menyentuh hati. Ayah ibu saya pernah disidang oleh warga sekampung dalam suatu kerumunan masa karena suatu masalah bisnis. Menurut ibu, ketika itu saya berumur 1,5 tahun dan saya ada bersama mereka pada saat kejadian.

Waktu ibu cerita peristiwa itu, saya merasakan kembali suasana seperti yang muncul dalam renungan sebelumnya. Saya merasakan suatu ketegangan yang luar biasa dialami ayah dan ibu. Tanpa sadar “penyakit” tegang itu saya bawa terus hingga usia 33. Selama itu saya mengalami rasa tegang tanpa alasan kalau melihat kerumunan orang. Sangat tidak nyaman berada di tengah kerumunan orang. Saya mungkin satu-satunya mahasiswa yang tidak pernah ikut demo waktu awal jaman reformasi. Di kantor kalau ada rapat saya selalu pilih tempat paling belakang, itu pun masih duduk dalam keadaan tegang bahkan kadang badan gemetar tak beralasan. Setahun belakangan semakin parah, baru dengar akan ada rapat saja rasa tegang sudah datang.

Pengalaman traumatik (luka batin) seperti yang saya alami ternyata sangat menghambat relasi dengan Tuhan. Tapi Tuhan murah hati, Ia membebaskan saya dari belenggu yang menghambat saya merasakan kasihNya. Selama ini saya hanya bisa mendengar orang mengatakan kasih Tuhan begitu indah. Kini Dia mengijinkan saya mengalami sendiri kasihNya itu. Saya ingin ceritakan buah dari karya Tuhan pada diri saya:

Pertama, empat hari sepulang retret ada rapat di kantor. Dengan santai saya mengikuti rapat dan duduk di bagian depan, sesuatu yang langka terjadi. Sudah setengah perjalanan rapat baru saya sadar: koq saya duduk di depan? Tempat saya bukan di sini, biasanya saya duduk paling belakang. Saya lupa dengan ketegangan-ketegangan itu. Saya benar-benar sudah disembuhkan Tuhan.

Kedua, Tuhan dengan kasihNya yang tulus membolehkan saya merasakan hadiratNya yang begitu indah sehingga waktu berdoa 5 menit rasanya selalu kurang. Bahkan ada saat-saat dimana Dia rindu mencurahkan kasihNya, rindu mendengar pujian dan ungkapan syukur. Untuk itu Dia butuh waktu yang tentu saja tidak cukup hanya 5 menit.

Suatu pagi, anak saya (5thn) mengajak saya untuk bermain. Saya janji bermain tetapi saya minta waktu berdoa sebentar. Saya lihat saat itu pkl 6.35. Awalnya saya berdoa biasa, mengucap syukur, menyampaikan permohonan dsb. Tiba-tiba saya merasakan sukacita luar biasa. Dalam suasana itu mengalir dengan lancar kalimat-kalimat doa yang selama ini tidak pernah saya alami. Ada rasa mantap yang luar biasa dalam batin sehingga yang saya inginkan hanya mengucap syukur dan memuji-muji Tuhan tanpa putus. Saya sadar penuh anak saya 4 kali datang menepuk bahu saya, mengajak saya berhenti berdoa dan segera bermain dengannya tetapi dorongan untuk tetap memuji Tuhan lebih kuat dari ajakan anak itu. Saya sadar juga sudah duduk berdoa jauh lebih lama dari biasanya tetapi saya terus merasakan hadirat Tuhan. Begitu suasana itu hilang saya baru menutup doa dan kembali melihat jam, pkl 7.35. Tuhan mengundang saya mengalami kasihNya 1 jam tepat, tidak lebih dan tidak kurang.

Pernah juga suatu malam saya terbangun pkl 3.00. Berhubung saya bangun harusnya jam 4.00 maka saya tidur lagi. Hari berikut saya pun terbangun pada jam yang sama dan kembali tertidur karena belum waktunya bangun. Anehnya, malam ketiga saya terbangun lagi tetapi 5 menit lebih cepat dari dua malam sebelumnya.

Saya tergelitik dengan peristiwa ini jadi saya merenung sebentar lalu memutuskan bangun berdoa. Sebelum tanda salib saya melihat jam 3.00. Saya berdoa rosario seperti kebiasaan tiap pagi. Pikir saya setelah rosario bisa tidur lagi, lumayan masih 40 menit. Yang terjadi, sebelum rosario selesai, dorongan untuk tetap berdoa datang lagi. Dan seperti kejadian-kejadian sebelumnya, kalimat doa, nyanyian syukur dan pujian mengalir dari suasana hati yang penuh sukacita. Saya sadar sudah berdoa lebih lama dari biasanya bahkan sempat mengatakan: “Tuhan kapan berhentinya…rasanya sudah lama saya berdoa” tetapi saya tidak menemukan alasan untuk berhenti begitu saja. Saya mengikuti suasana itu sambil menyampaikan ujud-ujud doa disertai puji-pujian dan ucapan syukur. Begitu dorongan itu mereda, saya menutup doa dan seketika itu juga weker berbunyi tepat jam 4.00. Tuhan meminta saya merasakan kasihNya 1 jam tepat, tidak lebih dan tidak kurang.

Dua kejadian ini hanya sebagian dari pengalaman menarik dimana Tuhan memberi kesempatan saya menikmati saat-saat doa yang dulu tidak pernah saya rasakan. Saya sangat bersyukur Tuhan membolehkan saya mengalami semua ini. Bagi saya, pengalaman ini meneguhkan saya bahwa Tuhan ingin mencurahkan kasihNya kepada manusia tetapi Dia butuh keterbukaan hati dan ketulusan memberi kesempatan padaNya. Tuhan tidak minta waktu di luar kesanggupan kita, Dia sangat toleran dan memahami kemampuan manusia sebab 1 jam adalah rata-rata waktu yang ideal bagi seseorang untuk berdiam diri.

Sumber : http://www.pondokrenungan.com

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 5
Rabu, 14 Januari 2009

Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta.
[ Bilangan 23:19 ]

Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.
[ Ibrani 11:11 ]

Bacaan Alkitab: Kolose 2:1-7; Lukas 5:12-16

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 4
Selasa, 13 Januari 2009

Umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, ... Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti rencananya sendiri!
[ Mazmur 81:12, 13 ]

(Yesus berkata) Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.
[ Lukas 15:7 ]

Bacaan Alkitab: Yosua 3:9-17; Lukas 5:1-11

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Aku datang untuk orang berdosa, bukan untuk orang saleh
Aku datang untuk orang berdosa, bukan untuk orang saleh
Hos 6:3-6; Rm 4:18-25; Mat 9:9-13

Apakah Anda pernah berdosa?? Berapa kali sehari? 3 kali sehari, atau malah lebih?? Hari ini Yesus memanggil Matius, si pemungut cukai, menjadi pengikut-Nya. Yesus tidak segan-segan untuk makan bersama dengan para pendosa dan pemungut cukai. Tindakan Yesus itu dinilai merendahkan martabat para rabi dan ahli Taurat dari Kaum Farisi, karena mereka biasanya menghindar untuk makan bersama dengan orang yang mereka anggap berdosa.

“Dosa” menurut kaum Farisi dan ahli Taurat adalah tidak mentaati hukum dan adat istiadat keagamaan Yahudi. Orang yang dapat mentaati hukum itu adalah kalangan terbatas: para rabi, sementara umat tidak mungkin melaksanakan karena keterbatasan pengetahuan ataupun keuangan (untuk biaya membeli bahan persembahan di kenisah sesuai dengan aturan). Mereka membuat aturan dari mencuci tangan dan kaki sebelum makan, sampai soal penghormatan mutlak terhadap Hukum Sabat dengan tidak berbuat apapun juga. Pemungut cukai dianggap orang pendosa berat karena memang kerap kali menarik cukai di luar kewajaran. Namun mengapa Yesus memanggil Matius? Yesus mau menjungkirbalikkan jalan pikiran orang Farisi dan ahli Taurat yang beranggapan bahwa mereka dapat menyelamatkan diri sendiri dari hukuman kekal dengan usahanya sendiri berbuat baik, yakni ketaatan terhadap hukum Taurat dan adat istiadat Yahudi. Jadi orang yang tidak taat akan mengalami kebinasaan.

Sikap Yesus yang mau makan bersama dengan orang pendosa dan pemungut cuka mengubah radikal jalan pikiran “keselamatan” itu. Keselamatan bukan melulu diusahakan manusia melainkan pertama-tama karunia Allah yang serta merta cuma-cuma. Allah berinisiatif memanggil orang berdosa untuk kembali menjadi anak-Nya. Keselamatan itu buah kasih Allah yang maharahim. Karena itu, yang dimohon dari pihak manusia bukanlah kesombongan: merasa diri menjadi orang saleh, tetapi justru pengakuan sebagai orang berdosa. Bagaikan sebuah botol berisi air keruh, mustahil dapat diisi air jernih kalau tidak dikeluarkan dulu, demikian juga, hati manusia tidak mungkin dimurnikan kalau manusia tidak terbuka untuk dibersihkan hatinya oleh Allah.

Siapakah kita? Kita akan menjadi orang yang mengaku diri yang sakit dan berdosa dan mohon pengampunan, atau mengaku diri orang yang merasa sehat dan saleh sehingga tidak lagi membutuhkan Yesus?

Sumber: http://www.pondokrenungan.com
Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 3
Senin, 12 Januari 2009

Sesungguhnya, Tuhan ALLAH menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?
[ Yesaya 50:9 ]

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
[ Roma 8:1 ]

Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 10:37-48; Lukas 4:38-44

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
10 menit dari Tuhan yang menyelamatkanku
10 menit dari Tuhan yang menyelamatkanku

saya hari ini benar-benar beruntung dan bersyukur kepada Tuhan atas keselamatan yang diberikan kepada saya, sehingga saya terhindar dari ledakan bom.

Saya berangkat dari rumah sekitar pukul 08.05 WIB, dan saya menyempatkan diri untuk membayar listrik di PLN Cilangkap-CImanggis.

Saya lalu melanjutkan perjalanan dengan melewati Jl. TB Simatupang, ketika sampai di perempatan Ragunan, saya sempat ragu mau lewat mana, kemudian saya memutuskan untuk melewati Warung Buncit, Mampang, dan masuk ke Jl. HR Rasuna Said dengan harapan keadaan jalan yang tidak begitu macet.

Karena panas Jakarta yang sangat panas, saya menyempatkan diri untuk minum teh botol di sebuah warung di depan Sentra Mulia (Markas ANTEVE) atau persisnya di seberang Stadion Kuningan Brojonegoro dan Kedubes Australia. Saya biasanya menghabiskan teh botol yang saya beli, namun karena saya merasa sudah kesiangan (saya sempat melihat jam sekitar pukul 10 lewat 30 menit (jam digital saya kecepatan 10 menit-kebiasaan buruk biar tidak terlambat ke kantor), itu berarti jam 10:20. Selesai membayar, saya melanjutkan perjalanan ke kantor. Ketika saya belok ke kiri menuju Sudirman dengan melewati Hotel Regent dan Landmark, saya merasa ada suara ledakan, saya kira itu adalah ban meletus atau yang lainnya, saya tidak sempat berpikir bahwa itu adalah ledakan bom.

Ketika sampai di kantor, saya kemudian mendengar dari teman-teman, bahwa terjadi ledakan di Sentra Mulia...lha kan saya jadi bingung, lhawong tadi saya malah minum teh botol di depan sentra mulia... ternyata setelah itu saya tahu kabar bahwa yang ledakan di depan kedubes australi sekitar jam sebelasan... sambil tidak percaya, saya kemudian mencari info kepastian jam meladak..dan saya membuka detik.com yang tertera jam ledakan adalah sekitar 10.30. saya cuma diam...berpikir...ajaib karena saya masih bisa hidup...ternyata selisih 10 menit itu adalah sangat berharga...bayangkan kalau saya beristirahat terlalu lama...paling tidak...telinga saya bisa tuli karena ledakan.

Sekali lagi... Terima kasih kepada Tuhan...

Sumber: http://www.pondokrenungan.com
Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 2
Minggu, 11 Januari 2009

Semua orang, yang dipimpim Roh Allah, adalah anak Allah.
[ Roma 8:14 ]

Ya, TUHAN, orang-orang-Mu yang mati akan hidup pula.
[ Yesaya 26:19 ]

Ialah (Yesus Kristus) yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.
[ Kolose 1:18 ]

Bacaan Alkitab: Roma 12:1-3 (4-8); Mazmur 72

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
If Men Are From Mars, Women Too…
If Men Are From Mars, Women Too…
But, They Are From Heaven !

"Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan," Kejadian 2 : 22 "Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Kejadian 2 : 23

Tuhan menciptakan wanita dari tulang rusuk pria,
jadi tidak mungkin mereka berasal dari planet yang berbeda.
Saya menulis renungan ini bukan untuk menentang John Gray, tapi hanya sekedar untuk merefresh pikiran kita...

...tentang tujuan wanita diciptakan untuk pria dan mengapa Tuhan membuat mereka berbeda.

Tuhan dengan sengaja menciptakan wanita, supaya pria tidak sendirian dan kesepian. Supaya pria memiliki seorang penolong, bukan perongrong.

Tuhan menciptakan wanita dari tulang rusuk pria, supaya wanita menjadi bagian dari pria yang akan dijaga dan dikasihinya seperti mengasihi dirinya sendiri. Bukan dari tulang kepala atau tulang kaki, supaya wanita menjadi pendamping yang sejajar dengan pria, tidak lebih rendah sehingga bisa diperbudak atau lebih tinggi sehingga dapat menguasai suami.

Tuhan menciptakan wanita berbeda dari pria. Pria dianugrahi kekuatan fisik dan logika untuk berpikir yang lebih dominan. Wanita dianugrahi kelembutan fisik dan kepekaan perasaan. Bukan supaya mereka saling menjatuhkan, tapi supaya mereka saling melengkapi dan menjadi sempurna.

Lalu mengapa yang sering terjadi pada kenyataannya adalah wanita bisa diperlakukan semena-mena, bahkan ada yang jadi sansak untuk latihan tinju suaminya? Mengapa juga
ada istri yang salah menempatkan posisi diri sebagai bos suaminya? Mengapa suami istri bisa kehilangan moment indah kebersamaan mereka dan rumah tangga mereka diwarnai pertengkaran demi pertengkaran ?

Jawabnya adalah karena mereka lupa bahwa mereka berasal dari surga, sehingga mereka lupa juga untuk mengundang Tuhan Yesus sebagai kepala rumah tangga dalam kehidupan mereka. Jika Yesus yang memimpin rumah tangga, maka suami-suami akan dapat mengasihi istrinya, istri-istri akan tunduk pada suaminya dan anak-anak mereka akan hidup dalam damai sejahtera, keluarga mereka akan bahagia.

Demikian juga dengan para kaum muda, wanita maupun pria, tidak perlu menunggu sampai berumah tangga, sekarang juga undang Tuhan Yesus menjadi pilot yang mengemudikan kehidupan menuju pasangan rusuk yang tepat. Ia yang menciptakan, tahu mana pasangan-pasangan rusuk yang benar.
Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 1
Sabtu, 10 Januari 2009

Dengarlah firman TUHAN,... TUHAN mempunyai perkara dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini.
[ Hosea 4:1 ]

(Yesus berkata) Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?
[ Lukas 6:46 ]

Bacaan Alkitab: 1 Yohanes 1:5-7;Lukas 4:31-37

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Fun Bike PBKW GKPB
Fun Bike PBKW GKPB
Fun Bike PBKW GKPB

Bulan Januari 2009 nie PBKW membuat acara Fun Bike. Seru nie, apalagi yang hobi naik sepeda keliling Bali, Hehehe. Acara nie akan dilaksanakan pada Tgl 26 Januari 2009, Hari Senin. Tgl 26 libur kox, Hari raya IMLEK. Untuk Peserta Semua Umur Dari Bayi smpai Lansia. Untuk yang Bayi klo udah bs naik sepeda boleh ikut untuk memeriahkan acara Fun Bike 2009, tp sepeda bayinya dibawa dengan mobil Carry yach!!!

Acara ini akan di ikuti oleh Lansia, Bapak, Ibu, Pemuda-Pemudi Dan Lain-lain. Buat yang pingin ikut acara Fun Bike ini, syarat yang paling penting harus punya SEPEDA, klo dak punya bisa Beli, Sewa, Atau Minjem ma tetangga(klo dikasi) Hehehehe. Untuk Fun Bike, Start mulai dari Lapangan Padang Galak, ati2 Padang disana Galak2 lho,., trus Finishnya di Klungkung. Ok

Semakin banyak perserta yang ikut, acara nie semakin seru dan asyik, apalagi naik sepedanya ma pacar. Buruaaaaan, mulai sekarang latihan naik sepeda gayung. Semoga Sukses. GBU
Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |