Panitia Temu Raya IV Jualan Kasur Keliling Bangli
Panitia TR4 emang mempunyai semangat 45 atau semangat pahlawan. Sampai jualan kasur keliling kota bangli... ketawa2s
Kejadian yang paling serunya kasurnya dapat terbang di jalan, 2 kasur melayang, sampai polisinya kaget lihat kasur bisa terbang.
Panitia yang keliling jualan kasur kita langsung liat aja ya... ketawa2 nie foto-fotonya... untung aq hanya foto aj, jadi nggak keliatan dech ikut jualan kasur keliling kota bangli. ketawa



Jualan Kasur Keliling Bangli
Jualan Kasur Keliling Bangli
Jualan Kasur Keliling Bangli
Jualan Kasur Keliling Bangli
Jualan Kasur Keliling Bangli
Jualan Kasur Keliling Bangli
Jualan Kasur Keliling Bangli

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Panitia Tidur, Waktu Temu Raya IV
Nie dia panitia yg kiul dan pules gen gae ne waktu Temu Raya IV....,???
Kita intip yukz...ketawa2 sapa aja tu panitia yg tidur... ketawa2

Total photo ada 6, untuk melihat gambar dengan ukuran besar, klik aja pada bagian gambar. OK!!!
Siap-siap ketawa yach....., Hehehehehe...1.000.000x ketawa



Panitia Tidur, Waktu Temu Raya IV 1
Panitia Tidur, Waktu Temu Raya IV 2
Panitia Tidur, Waktu Temu Raya IV 3
Panitia Tidur, Waktu Temu Raya IV 4
Panitia Tidur, Waktu Temu Raya IV 5
Panitia Tidur, Waktu Temu Raya IV 6
Baca Selengkapnya...
Labels: 2 comments |
Teruslah Berseru
Sampai Dia Menjawab Doa-Mu...

Matius 15:21-28 “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya?” (Lukas 18:7a)

Berdoalah sampai sesuatu terjadi…

Banyak orang datang kepada Yesus untuk menyampaikan apa yang menjadi kebutuhan mereka tetapi tidak semua orang dapat bertahan dalam menanti jawaban Tuhan. Apalagi jika harus melewati tantangan... tantangan waktu, harga diri, atau pun orang-orang dekat yang nampak sama sekali tidak mendukung. Hal-hal ini dapat membuat kita patah semangat, memilih untuk mundur bahkan mungkin mulai berpikir untuk mencari jalan keluar… selain Yesus.



Wanita Kanaan dalam Matius 15:21-28 memiliki pergumulan berat. Dia adalah seorang wanita yang berasal dari bangsa yang tidak percaya kepada Yesus. Tetapi waktu dia mengetahui Yesus ada didaerahnya, wanita ini datang dan mulai berseru kepada Yesus. Hanya satu yang dia inginkan, yaitu anaknya sembuh. Tetapi tidak semudah yang mungkin dia bayangkan… karna ternyata, Yesus sama sekali tidak menjawab seruannya… bahkan mungkin saja saat itu Yesus tidak menengok sedikit pun pada wanita ini. Ditambah lagi dengan sikap murid-murid yang malah meminta Yesus agar menyuruh wanita ini pergi, karena merasa terganggu dengan teriakannya.

Hari-hari ini, disaat kita mengalami pergumulan berat, terkadang justru hadir orang-orang yang sepertinya bisa memberi jalan keluar, tetapi sesungguhnya mereka sementara membuat kita menjadi lemah dalam pengharapan kepada Tuhan. Tanpa disadari sikap dan keinginan mereka sebenarnya bertujuan untuk meminta kita berhenti saja berharap dan lebih baik mencari jalan keluar yang lain yang lebih aman tanpa harus capek berseru-seru kepada Tuhan, karena masalah yang kita hadapi sangat besar dan seakan mustahil untuk terus berharap kepada Tuhan dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menanti. Ya! Orang-orang tersebut seperti murid-murid Yesus yang sebenar merasa terganggu “kenyamannya” karena melihat keteguhan wanita ini dalam menanti pertolongan Tuhan.

Namun diperlakukan demikian tidak membuat wanita ini berhenti, bahkan disaat Yesus sendiri menyatakan bahwa Dia datang hanya untuk umat Israel pun, tetap membuat wanita ini pantang mundur (ayat 24). Dia malah semakin mendekati dan menyembah Yesus sambil berkata “Tuhan, tolonglah aku”. Tetapi Yesus malah menjawab “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Seakan Yesus mau mengatakan, “kuasa yang ada pada-KU ini hanya untuk "anak-anak" yaitu mereka yang pantas menerimanya, sedangkan kamu itu hanyalah seekor anjing. Pantaskah Aku memberikannya kepadamu?”

Sebenarnya inilah titik dimana wanita ini harus mundur dan berhenti berharap. Karena Yesus sendiri sudah mengatakan bahwa “tidak patut” engkau mendapat pertolongan itu, karena yang ada pada-Ku milik “anak-anak” dan bukan “anjing”.

Namun perkataan yang sangat “menghinakan” itu diterima olehnya bahkan dengan merendahkan dirinya ia berkata “ benar Tuhan, namun ANJING ITU makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya”(ayat 27).

Perhatikan, perkataan wanita ini “ANJING ITU!”. Seakan dialah anjing itu yang bersedia memakan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya, dan percaya bahwa walaupun hanya remah-remah… tetapi kalau itu berasal dari Yesus maka itu pun akan sanggup untuk menjawab apa yang menjadi kebutuhannya.
Wanita ini bersedia merendahkan dirinya karena dia memiliki iman yang sungguh bahwa Yesus sanggup untuk menjawab pergumulannya. Dia tidak mudah menyerah, dia tidak mundur, dan tidak pergi sebelum pergumulannya terjawab.

Dan akhirnya Yesus mengakui keteguhan wanita ini, kemudian berkata “ Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki.”

Saudara, sampai sejauh mana engkau berseru kepada Tuhan untuk pergumulan yang sedang engkau hadapi? Dan ketika engkau merasa banyak orang tidak mendukungmu untuk terus berharap, bahkan mungkin Yesus pun seakan “tetap diam.” Apa yang engkau lakukan? Mundur… kecewa… dan tidak mau lagi berharap???

Kalau wanita Kanaan yang berasal dari bangsa yang tidak percaya saja bisa menyentuh hati Yesus karena keyakinan dan keteguhannya, apalagi kita yang adalah anak-anak-Nya yang telah ditebus dengan darah-Nya yang kudus. Tidakkah ia akan menjawab seruan doa kita.?
Jangan pernah berhenti berseru… sampai Dia memberikan belas kasihan-Nya dan menjawab doamu.(PN)

Sumber: http://www.renungan.com/
Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Prioritas
Dalam Kehidupan Orang Percaya

Matius 9:35-38 "Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala" (ayat 36)

Melihat musibah yang terjadi hari-hari ini, entahkah itu karena kejadian alam ataupun karena keteledoran manusia, seharusnya membuat kita tersadar bahwa kehidupan manusia itu benar-benar adalah sebuah misteri yang tidak dapat ditebak kapan waktunya. Bencana-bencana yang terjadi telah membawa serta banyak orang… entahkah tua, muda, orang dewasa atau anak-anak. Yang pasti musibah itu merupakan bencana yang merenggut banyak jiwa. Dan yang menjadi pertanyaan penting adalah apakah mereka yang tiba-tiba “pergi” telah membawa nama Yesus, sehingga mereka diselamatkan? Ataukah mereka “pergi” tanpa pernah mendengar tentang Yesus.



Dalam Matius 9:36, Yesus mengatakan mereka seperti domba yang tidak bergembala… domba yang tidak tahu dimana harus mendapatkan air yang tenang dan padang dengan rumput yang hijau… alias orang-orang yang tidak mengetahui jalan kebenaran dan hidup. Dan selanjutnya Yesus mengatakan mereka adalah “tuaian yang banyak… yang sudah siap untuk dituai, tetapi pekerjanya sedikit, sehingga tuaian itu akhirnya membusuk alias binasa tanpa pernah mendengar tentang Yesus.

Sadar atau tidak kita sedang berada dalam dunia pertarungan dengan iblis untuk merebut jiwa-jiwa terse but. Ketika kita mengabaikan tugas kita untuk memenangkan mereka, maka iblislah yang akan mencari dan menemukan mereka. Bukankah dunia pun sedang gencar-gencarnya memberikan tawaran bagi orang-orang yang hidup dalam kekecewaan, putus asa dan depresi? Sehingga banyak orang menganggap bahwa tanpa Yesus pun mereka bisa tertawa dan dapat memiliki kehidupan yang aman-aman saja. Namun sebagai orang-orang percaya yang telah mengetahui bawah dibawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang olehnya manusia dapat diselamatkan selain nama Yesus (Kisah 4:12), seharusnya memiliki beban dan belas kasihan seperti Yesus (Mat 9:36) agar dengan beban dan belas kasihan inilah orang percaya mulai bergerak untuk memberitakan nama Yesus sehingga banyak jiwa dapat diselamatkan. Karena jika apa yang menjadi bagian kita tidak kita kerjakan, maka iblis akan menggunakan peluang. Iblis tidak mau tahu seberapa aktifnya kita melayani, seberapa lamanya kita beribadah dan seberapa hebohnya kita melompat dalam setiap KKR. Iblis pun tidak mau peduli seberapa banyak gereja – gereja besar yang ada dalam sebuah kota. Selama kita tidak memberitakan injil, maka selama itu pula dia bebas untuk memperlebar kerajaannya di dunia.

Sebuah keluarga tidak dapat diselamatkan hanya karena seorang istri atau suami yang selalu berada di luar rumah dalam kesibukan kegiatan pelayanan. Dan juga lingkungan bahkan kota dimana kita berada pun tidak dapat diselamatkan hanya karena di kota tersebut terdapat banyak gereja – gereja besar yang hanya sibuk memikirkan program gerejanya, tetapi tidak pernah memberitakan injil.

Iblis hanya menjadi gemetar ketika nama Yesus diberitakan lewat pekabaran injil. Ketika orang-orang percaya mulai menggunakan kuasa nama Yesus dalam pemberitaan injil, maka saat itulah kerajaan iblis akan diporakporadakan. Dan iblis tahu akan kelemahannya, sehingga dia pun mulai melemparkan senjata rahasianya untuk membuat orang-orang Kristen tidak memberitakan injil yaitu dengan “MENGABURKAN PRIORITAS ORANG PERCAYA”. Karena hanya dengan membuat orang percaya tidak menyadari bahwa dunia membutuhkan Yesus akan membuat penginjilan tidak menjadi prioritas bagi orang percaya.

Kita harus menyadari bahwa iblis sedang bekerja membuat pandangan serta pengertian kita dikaburkankan dengan membuat orang-orang Kristen sibuk dengan berbagai hal dan melupakan apa yang menjadi prioritas sebagai orang percaya.Bahkan pelayanan pun dapat menjadi senjata iblis untuk membuat prioritas itu terabaikan. Orang Kristen merasa puas ketika merasa dirinya adalah fulltimer, aktivis, yang setiap hari ada dalam tembok gereja tanpa menyadari bahwa diluar tembok ada banyak jiwa yang belum diselamatkan.

Kalau setiap gereja Tuhan menyadari apa sesungguhnya yang menjadi kebutuhan utama dunia ini, maka seharusnya amanat agung Yesus sebelum naik ke surga (Matius 28:19) seharusnya menjadi prioritas bukannya segala program dan kegiatan yang tujuanya hanya untuk melayani diri sendiri. Dalam keluarga – keluarga Kristen, suami / Istri merasa puas ketika dia selesai dengan kesibukan dan tanggungjawabnya untuk menafkahi keluarga, tanpa menyadari bahwa Allah pun menciptakan mereka untuk karya penyelamatan dunia.

Ketika melihat orang banyak yang terlantar seperti domba yang tidak memiliki gembala, tergeraklah hati Yesus dengan belas kasihan karena Yesus tahu apa yang menjadi kebutuhan mereka. Maka Yesus mengatakan “tuaian banyak” tetapi “pekerja sedikit”. Kenapa pekerjanya bisa sedikit? Pertanyaan yang sama dapat ditujukan untuk kita saat ini. Apakah jumlah orang Kristen dalam dunia ini begitu sedikit sehingga tidak dapat menuai, sementara ada begitu banyak tuaian? Kurang banyakkah gereja-gereja Tuhan pada zaman ini? Apakah terlalu sedikit jumah 4 orang dalam sebuah keluarga untuk menuai 1orang PRT??. Yang terjadi sebenarnya adalah bukan jumlah orang Kristen yang sedikit tetapi orang Kristen sedang lupa pada prioritasnya sebagai orang percaya. Kalau masih banyak PRT yang belum mendengar tentang Yesus, itu karena “penuai” dalam rumah itu tidak ada… lagi sibuk semua!!!

Yesus kemudian mengatakan “mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu”
Bagi seorang tuan yang sedang mencari pekerja untuk bekerja kepadanya, baik dalam sebuah perusahaan besar, toko atau bahkan diperkebunan dan sawah sekali pun, tentu akan mencari pekerja-pekerja yang berkualitas dan dapat dipercaya untuk menyelesaikan tugasnya.
Dunia yang penuh dengan tuaian membutuhkan orang-orang Kristen yang siap untuk menuai.

Pertama, Memiliki integritas yang tinggi. Yang tau apa yang menjadi prioritas, rajin dan memiliki komitmen dan semangat untuk melakukan tugasnya sekalipun didalamnya ada banyak tantangan yang akan dihadapi. Yang setia, dan tidak suka mengeluh, siap memberi lebih banyak, dari pada menerima.

Kedua, Memiliki kasih dan beban terhadap jiwa-jiwa. Karena tanpa kasih segala pelayanan akan menjadi sebuah keharusan yang pada akhirnya menjemukan.

Ketiga, Memiliki kerendahan hati. Dan siap untuk dibentuk.

Mau atau tidak mau seharusnya semua gereja Tuhan harus siap untuk melakukan tugas ini. Memastikan diri sebagai pekerja yang akan dipilih dan dipakai Tuhan untuk menuai. Program dan kesibukan dalam pelayanan itu baik, tetapi terkadang kesibukan membuat kita kehilangan beban terhadap jiwa-jiwa. Dan hal inilah sebenarnya yang membuat Yesus berkata “pekerja sedikit”. Bukan berbicara tentang jumlah, tetapi tentang prioritas yang kabur dalam gereja Tuhan. Mari kita menyadari hal ini dan mulai menjadikan penginjilan sebagai prioritas agar kebutuhan dunia dapat terjawab. (PN)

Sumber: http://www.renungan.com/
Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Pikiran Kita Itulah Tindakan Kita
Kuasai Teritori Pikiranmu Bersama Allah

"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus" Pilipi 2:5

Mengapa Hawa akhirnya jatuh dalam dosa ? Karena pikirannya dikuasai oleh iblis yang menyamar sebagai ular, dengan mengatakan bahwa Hawa akan sama seperti Allah jika makan buah yang Tuhan larang.



“Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.” 2 Korintus 11:3

Iblis mengetahui strategi peperangannya yaitu dengan cara menguasai pikiran manusia. Maka ketika pikiran manusia bisa iblis kuasai maka manusia itu akan dibawah kuasa si iblis.

Kemarin kita dikejutkan dengan peristiwa bom bunuh diri di Ritz Carlton dan JW Marriot Hotel, Jakarta. Mengapa si pengebom bunuh diri mau melakukan ? PASTI ada sesuatu dalam pikirannya yang membuat dia mau melakukannya. Maka apa yang kita pikirkan itulah yang kita lakukan dalam tindakan kita.

Suatu ketika dalam perjalanan pelayanan saya ke Ambon, karena pelayanan akan dilakukan pada hari Senin pagi maka saya membeli tiket dari Denpasar ke Ambon mesti transit dulu ke Makasar pada pagi hari di hari Minggu tentunya. Tiket sudah saya beli beberapa hari sebelumnya. Ketika saya sampaikan tentang keberangkatan saya ke istri saya, maka istri saya tidak menyetujui jadwal keberangkatan saya, dikarenakan kesepakatan kami bahwa hari Minggu adalah hari keluarga. Saya katakan bahwa tidak ada jadwal lain kecuali saya harus berangkat Minggu malam dan mesti ke Jakarta dulu u/ berangkat jam 01.30 pagi menuju Ambon, itu berarti saya harus menunggu di airport Jakarta selama 4 jam di malam hari sebelum berangkat ke Ambon. Saya merasa kenapa kok istri saya tidak mau tahu saya ? Kenapa istri saya tidak mendukung saya ? Bukannya kalau saya harus berangkat malam hari dan mesti berangkat pagi subuh itu akan membuat badan saya tidak nyaman, dalam pikiran saya pasti badan saya akan sakit semua dan kurang tidur. Selain itu tiket yang sudah dibeli yang cukup mahal juga menjadi mubazir.

Saya berteriak kepada Tuhan, kenapa mesti begini ? Singkat cerita akhirnya saya dibuat mengerti oleh Tuhan bahwa tujuan saya ke Ambon adalah untuk melayani Tuhan. Arti dari melayani itu adalah memberikan korban. Pada masa perjanjian lama, orang yang melayani Tuhan mesti mengorbankan korban sembelihan, korban bakaran, korban ukupan. Ada korban yang diberikan….dari situlah pikiran saya berubah, bahwa saya ke Ambon bukan mau dilayani tapi mau melayani Tuhan itu berarti saya harus berkorban. Maka saya rela mengorbankan tiket yang sudah saya beli, rela berangkat malam hari ke Jakarta, transit selama 4 jam dimalam hari, dan berangkat pagi subuh jam 01.30 ke Ambon. Saya siap dan mau !!! Pikiran saya yang membuatnya.

Sampai di Ambon pagi jam 06.55…saya melayani selama 3 hari di Ambon, tidur dikamar yang tidak ber-AC , sedikitpun saya tidak lelah, badan saya tidak sakit semua, fisik saya sangat bugar… Sekali lagi itu dikarenakan pikiran saya yang menguasai saya sehingga saya mau melakukannya dengan ucapan syukur.

Saya bersyukur Tuhan pakai istri saya dalam membentuk pengertian ini. Mari kita taklukan pikiran kita dibawah rencana Tuhan sehingga kita bisa bertindak seperti rancangan Tuhan dalam kehidupan kita. “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” Pilipi 2:5

Kuasai pikiranmu, jangan dikuasai oleh pikiranmu. Karena pikiran kita biasanya penuh amarah, kuatir, negative. Ketika kita berpikir seperti Tuhan berpikir, maka kita akan bertindak seperti yang TUHAN mau. (AHG)

Sumber: http://www.renungan.com
Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |