Belajar dari Semut
Belajar dari Semut - Suatu hari Raja Daud mengajak Salomo anaknya menemaninya berjalan-jalan di taman istana. Setelah letih berkeliling duduklah dia di bawah sebuah pohon rindang. Dilihatnya Salomo sedang asik memandangi sesuatu. Rasa penasaran Daud mendorongnya untuk menghampiri Salomo. "Anak ku apa yang sedang engkau lihat?" tanya sang ayah.

Suatu hari Raja Daud mengajak Salomo anaknya menemaninya berjalan-jalan di taman istana. Setelah letih berkeliling duduklah dia di bawah sebuah pohon rindang. Dilihatnya Salomo sedang asik memandangi sesuatu. Rasa penasaran Daud mendorongnya untuk menghampiri Salomo. "Anak ku apa yang sedang engkau lihat?" tanya sang ayah.

"Oh lihatlah ayah sekawanan semut itu, mereka begitu sibuk mengangkat daun menuju sarang. Untuk apa sebenarnya daun-daun itu?" tanya Salomo kepada ayahnya.

"Daun itu adalah makannya, anakku. Ini adalah musim dimana mereka biasa mengumpulkan makanan, untuk bekal ketika salju mulai turun menutupi bumi." Jawab Daud.

"Lihatlah mereka begitu kecil tapi sanggup mengangkat daun yang begitu besar, bahkan jauh lebih besar dari tubuh mereka sendiri. Ternyata semut tidak selemah yang aku kira selama ini." Sambung Salomo. Dia tampak begitu heran dan kagum dengan pemandangan yang sedang dilihatnya.

"Yah itulah Kuasa Tuhan, bahkan binatang yang paling lemah diberikan Tuhan kekuatan melebihi yang lain. Tuhan itu adil. tahukah kamu anakku, semut yang kecil ini sanggup mengangkat beban yang bahkan 10 kali lebih berat dari tubuhnya. Seekor gajah yang paling besarpun tidak akan sanggup menandingi kekuatan seekor semut. Anakku, jangan pernah sekalipun engkau meremehkan mereka yang tampak lemah. Belajarlah dari semut! Jika engkau nanti menjadi seorang raja". Jawab Raja Daud.

"Engkau tahu berapa lama mereka akan mengangkat makanan-makanan itu?" tanya Raja.

"Entah ayah, mungkin sampai nanti sore". Jawab Salomo.

"Tidak nak, tidak seperti itu. Mereka akan terus bekerja mengumpulkan makanan hingga musim dingin tiba. Lihatlah bagaimana mereka bekerja! Mereka seakan tidak pernah lelah. Tidak ada yang diam, tidak ada yang tampak sedang asik bersantai bukan?" sambung Raja Daud.

"Ya, ayah benar. Mereka semua bekerja! Tapi Ayah, mungkinkah karena mereka takut akan dihukum jika tidak bekerja? mungkin ada yang sedang mengawasi mereka bekerja." Salomo mencoba mengajukan argumennya.

"Tidak, tidak ada yang mengawasi, semut bukan budak dari siapapun. Semut hanya memiliki seorang ratu yang bertugas melahirkan para semut, sedangkan sebagian besar semut adalah jenis pekerja dan sisanya adalah semut prajurit yang bertugas menjaga koloni dan ratu mereka. Tapi tidak untuk mengontrol para pekerja." Jawab Raja Daud.

"Anak ku, jika engkau mau merenungkannya, engkau bisa belajar banyak dari kehidupan para semut." Sambung Raja Daud.

"Apakah itu ayah, katakanlah supaya aku ini mengert." Pinta Salomo.

"Baiklah, supaya engkau tahu, semut adalah binatang yang bijaksana, yang menyadari bahwa untuk segala sesuatu ada masanya. Mereka menyadari ada waktu untuk mengumpulkan dan bekerja serta ada waktu untuk beristirahat. Ketika masa untuk bekerja datang, mereka akan menggunakannya untuk mengumpulkan bekal makanan. tak satupun dari mereka yang berusaha mencuri waktu untuk bersantai dan bersenang-senang. Karena mereka sadar ketika musim dingin tiba, mereka akan dapat beristirahat di dalam sarangnya yang hangat, semua beristirahat, tidak ada yang bekerja. Mereka makan dan minum, berpesta sambil menanti datangnya musim semi."

"Yang kedua, sebagai semut, mereka tahu bagaimana hidup dalam bersama dalam komunitasnya. Setiap semut paham akan tugas dan perannya masing masing. Mereka menjalankan tugasnya dengan setia. Mereka tidak perlu dipaksa dan tidak perlu didikte. Mereka tetap bekerja tanpa perlu diawasi. Tiap-tiap semut akan melakukan tugasnya dengan sukarela dan sungguh-sungguh. Yang satu tidak iri dengan yang lain. Selain rajin, semut adalah binatang yang memiliki integritas tinggi."

"Anakku jika engkau nanti menjadi seorang raja yang akan memimpin bangsamu, ajaklah rakyatmu belajar dari para semut." Sambung Sang Daud.

Tak terasa hari semakin siang. Matahari sudah berada tepat di atas kepala. Digandengnya tangan Salomo. "anak ku sudah saatnya untuk pulang. Masih cukup waktu untuk kamu bisa merenungkannya nanti."

Ya masih banyak waktu bagi kita untuk merenungkan, betapa tidak sempurnanya kita sebagai manusia, hingga masih harus belajar dari para semut.

Sumber: http://renungan-harian-kita.blogspot.com
Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Diberkati Untuk Memberkati
Diberkati Untuk Memberkati - Ayat bacaan: Lukas 8:2-3 "dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka."

diberkati untuk memberkatiMemang ada banyak artis yang bagaikan kacang lupa kulit. Tenar sedikit saja, perilakunya berubah dan menjadi angkuh. Dalam dunia media yang saya jalani, saya mendapatkan banyak kisah dari para kuli tinta lainnya atau para promotor mengenai perilaku artis-artis yang bisa begitu menjengkelkan. Tapi tidak semua artis punya perilaku negatif. Di antara mereka yang tersesat akibat glamor dan popularitas yang mereka alami, masih banyak pula yang rindu untuk terus memberkati dan melayani. Ada yang aktif di berbagai bidang. Menyumbangkan uangnya untuk riset-riset medis, membuat berbagai foundation, aktif di bidang sosial atau kegiatan kemanusiaan, lingkungan hidup, atau tetap aktif dalam pelayanan.

Dalam perjalanan saya menekuni salah satu karir di bidang media, puji Tuhan, saya masih mendapati banyak artis yang punya komitmen tinggi untuk memberkati sesamanya. Artinya mereka sadar betul bahwa berkat berlimpah yang mereka terima dari Tuhan bukanlah sesuatu yang bisa mereka simpan sendiri saja, melainkan harus dipakai untuk memberkati sesamanya pula. Menjadi saluran berkat. Tidak perlu takut untuk itu, karena Tuhan sanggup memberkati lebih lagi kepada orang-orang yang selalu memegang prinsip teguh dan memiliki kerinduan untuk memberkati orang lain. Saya sendiri juga mengalami itu semua. Kesimpulan saya adalah seperti ini: ketika kita memberi dengan niat tulus, dimana Tuhan dipermuliakan dan bukan dengan motivasi-motivasi yang salah, tidak ada yang berkurang ketika kita memberi berkat, malah yang ada kita akan ditambahkan lebih, lebih dan lebih lagi.

Hari ini mari kita lihat sepenggal kisah mengenai para wanita yang melayani Yesus. Dalam Lukas 8:1-3 kita bisa melihat bahwa dalam perjalanan Yesus dan kedua belas murid-muridNya berkeliling dari kota ke kota dan desa ke desa dalam pelayananNya, mereka juga disertai oleh beberapa orang wanita yang pernah mengalami mukjizat kesembuhan. Maria Magdalena yang pernah disembuhkan dari tujuh roh jahat/setan (ini ditegaskan lagi pada Markus 16:9), Yohana istri bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Di dalam Lukas 3, ditulis mengenai keterlibatan mereka disana, yaitu: "Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka." (Lukas 8:3). Para wanita ini adalah orang-orang yang telah diselamatkan, dan tampaknya mereka juga diberkati dengan kekayaan. Tapi lihatlah bahwa mereka tidak menjadi lupa diri, mereka bukan termasuk kategori kacang yang lupa kulit. Mereka melayani bersama-sama dengan Yesus, dan mempergunakan kekayaan mereka untuk melayani dan memberkati sesama. Saya yakin mereka sadar betul bahwa Tuhan sanggup memberkati secara berlimpah, dan mereka tidak akan kekurangan meskipun mereka mempergunakan harta kekayaan mereka untuk memberkati orang lain. Mereka sadar betul, Tuhan memberkati mereka agar dapat menjadi berkat bagi sesamanya.

Sudahkah kita memiliki kerinduan untuk memberkati orang lain lewat apa yang kita miliki? Harta, talenta, ilmu, apapun itu yang berasal dari Tuhan bisa kita pergunakan untuk memberkati orang lain. Tidak ada gunanya bersikap pelit. Dalam Lukas 6 kita membaca demikian: "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38). Dalam Amsal kita baca demikian: "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum." (Amsal 11:24-25). Dalam kesempatan lain, Yesus berkata: "Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya." (Matius 10:42). Lihatlah bahwa Tuhan selalu menekankan pentingnya membagi berkat kepada orang lain. Apa yang Dia berikan kepada kita, bukanlah untuk kita simpan sendiri, namun haruslah dipakai untuk bisa memberkati sesama kita, siapapun mereka.

Saat ini, sejauh mana kita telah mempergunakan berkat yang telah kita terima dari Tuhan? Tidak akan ada pemberian yang kita lakukan dengan tulus didasari kerinduan dan cinta kita pada Tuhan akan berakhir sia-sia. Tidak peduli berapapun yang bisa anda berikan saat ini, sekalipun sangat kecil jumlahnya, namun semua itu sangatlah berharga di mata Tuhan. Tuhan selalu sanggup mencukupkan, bahkan memberkati berkelimpahan. Ketika kita memberi, kita akan diberi. Ketika kita memberi minum, kita akan diberi minum. Ketika kita banyak menabur berkat, kita akan menuai kelimpahan. Paulus mengingatkan hal ini juga. "Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35). Jangan pernah merasa bosan untuk memberkati, karena Tuhan pun tidak pernah merasa bosan untuk memberkati anda.

Jangan jemu untuk menjadi berkat bagi sesama manusia

Sumber :renungan-harian-online.blogspot.com
Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Panitia Temu Raya IV Jualan Kasur Keliling Bangli
Panitia TR4 emang mempunyai semangat 45 atau semangat pahlawan. Sampai jualan kasur keliling kota bangli... ketawa2s
Kejadian yang paling serunya kasurnya dapat terbang di jalan, 2 kasur melayang, sampai polisinya kaget lihat kasur bisa terbang.
Panitia yang keliling jualan kasur kita langsung liat aja ya... ketawa2 nie foto-fotonya... untung aq hanya foto aj, jadi nggak keliatan dech ikut jualan kasur keliling kota bangli. ketawa



Jualan Kasur Keliling Bangli
Jualan Kasur Keliling Bangli
Jualan Kasur Keliling Bangli
Jualan Kasur Keliling Bangli
Jualan Kasur Keliling Bangli
Jualan Kasur Keliling Bangli
Jualan Kasur Keliling Bangli

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Panitia Tidur, Waktu Temu Raya IV
Nie dia panitia yg kiul dan pules gen gae ne waktu Temu Raya IV....,???
Kita intip yukz...ketawa2 sapa aja tu panitia yg tidur... ketawa2

Total photo ada 6, untuk melihat gambar dengan ukuran besar, klik aja pada bagian gambar. OK!!!
Siap-siap ketawa yach....., Hehehehehe...1.000.000x ketawa



Panitia Tidur, Waktu Temu Raya IV 1
Panitia Tidur, Waktu Temu Raya IV 2
Panitia Tidur, Waktu Temu Raya IV 3
Panitia Tidur, Waktu Temu Raya IV 4
Panitia Tidur, Waktu Temu Raya IV 5
Panitia Tidur, Waktu Temu Raya IV 6
Baca Selengkapnya...
Labels: 2 comments |
Teruslah Berseru
Sampai Dia Menjawab Doa-Mu...

Matius 15:21-28 “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya?” (Lukas 18:7a)

Berdoalah sampai sesuatu terjadi…

Banyak orang datang kepada Yesus untuk menyampaikan apa yang menjadi kebutuhan mereka tetapi tidak semua orang dapat bertahan dalam menanti jawaban Tuhan. Apalagi jika harus melewati tantangan... tantangan waktu, harga diri, atau pun orang-orang dekat yang nampak sama sekali tidak mendukung. Hal-hal ini dapat membuat kita patah semangat, memilih untuk mundur bahkan mungkin mulai berpikir untuk mencari jalan keluar… selain Yesus.



Wanita Kanaan dalam Matius 15:21-28 memiliki pergumulan berat. Dia adalah seorang wanita yang berasal dari bangsa yang tidak percaya kepada Yesus. Tetapi waktu dia mengetahui Yesus ada didaerahnya, wanita ini datang dan mulai berseru kepada Yesus. Hanya satu yang dia inginkan, yaitu anaknya sembuh. Tetapi tidak semudah yang mungkin dia bayangkan… karna ternyata, Yesus sama sekali tidak menjawab seruannya… bahkan mungkin saja saat itu Yesus tidak menengok sedikit pun pada wanita ini. Ditambah lagi dengan sikap murid-murid yang malah meminta Yesus agar menyuruh wanita ini pergi, karena merasa terganggu dengan teriakannya.

Hari-hari ini, disaat kita mengalami pergumulan berat, terkadang justru hadir orang-orang yang sepertinya bisa memberi jalan keluar, tetapi sesungguhnya mereka sementara membuat kita menjadi lemah dalam pengharapan kepada Tuhan. Tanpa disadari sikap dan keinginan mereka sebenarnya bertujuan untuk meminta kita berhenti saja berharap dan lebih baik mencari jalan keluar yang lain yang lebih aman tanpa harus capek berseru-seru kepada Tuhan, karena masalah yang kita hadapi sangat besar dan seakan mustahil untuk terus berharap kepada Tuhan dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menanti. Ya! Orang-orang tersebut seperti murid-murid Yesus yang sebenar merasa terganggu “kenyamannya” karena melihat keteguhan wanita ini dalam menanti pertolongan Tuhan.

Namun diperlakukan demikian tidak membuat wanita ini berhenti, bahkan disaat Yesus sendiri menyatakan bahwa Dia datang hanya untuk umat Israel pun, tetap membuat wanita ini pantang mundur (ayat 24). Dia malah semakin mendekati dan menyembah Yesus sambil berkata “Tuhan, tolonglah aku”. Tetapi Yesus malah menjawab “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Seakan Yesus mau mengatakan, “kuasa yang ada pada-KU ini hanya untuk "anak-anak" yaitu mereka yang pantas menerimanya, sedangkan kamu itu hanyalah seekor anjing. Pantaskah Aku memberikannya kepadamu?”

Sebenarnya inilah titik dimana wanita ini harus mundur dan berhenti berharap. Karena Yesus sendiri sudah mengatakan bahwa “tidak patut” engkau mendapat pertolongan itu, karena yang ada pada-Ku milik “anak-anak” dan bukan “anjing”.

Namun perkataan yang sangat “menghinakan” itu diterima olehnya bahkan dengan merendahkan dirinya ia berkata “ benar Tuhan, namun ANJING ITU makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya”(ayat 27).

Perhatikan, perkataan wanita ini “ANJING ITU!”. Seakan dialah anjing itu yang bersedia memakan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya, dan percaya bahwa walaupun hanya remah-remah… tetapi kalau itu berasal dari Yesus maka itu pun akan sanggup untuk menjawab apa yang menjadi kebutuhannya.
Wanita ini bersedia merendahkan dirinya karena dia memiliki iman yang sungguh bahwa Yesus sanggup untuk menjawab pergumulannya. Dia tidak mudah menyerah, dia tidak mundur, dan tidak pergi sebelum pergumulannya terjawab.

Dan akhirnya Yesus mengakui keteguhan wanita ini, kemudian berkata “ Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki.”

Saudara, sampai sejauh mana engkau berseru kepada Tuhan untuk pergumulan yang sedang engkau hadapi? Dan ketika engkau merasa banyak orang tidak mendukungmu untuk terus berharap, bahkan mungkin Yesus pun seakan “tetap diam.” Apa yang engkau lakukan? Mundur… kecewa… dan tidak mau lagi berharap???

Kalau wanita Kanaan yang berasal dari bangsa yang tidak percaya saja bisa menyentuh hati Yesus karena keyakinan dan keteguhannya, apalagi kita yang adalah anak-anak-Nya yang telah ditebus dengan darah-Nya yang kudus. Tidakkah ia akan menjawab seruan doa kita.?
Jangan pernah berhenti berseru… sampai Dia memberikan belas kasihan-Nya dan menjawab doamu.(PN)

Sumber: http://www.renungan.com/
Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Prioritas
Dalam Kehidupan Orang Percaya

Matius 9:35-38 "Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala" (ayat 36)

Melihat musibah yang terjadi hari-hari ini, entahkah itu karena kejadian alam ataupun karena keteledoran manusia, seharusnya membuat kita tersadar bahwa kehidupan manusia itu benar-benar adalah sebuah misteri yang tidak dapat ditebak kapan waktunya. Bencana-bencana yang terjadi telah membawa serta banyak orang… entahkah tua, muda, orang dewasa atau anak-anak. Yang pasti musibah itu merupakan bencana yang merenggut banyak jiwa. Dan yang menjadi pertanyaan penting adalah apakah mereka yang tiba-tiba “pergi” telah membawa nama Yesus, sehingga mereka diselamatkan? Ataukah mereka “pergi” tanpa pernah mendengar tentang Yesus.



Dalam Matius 9:36, Yesus mengatakan mereka seperti domba yang tidak bergembala… domba yang tidak tahu dimana harus mendapatkan air yang tenang dan padang dengan rumput yang hijau… alias orang-orang yang tidak mengetahui jalan kebenaran dan hidup. Dan selanjutnya Yesus mengatakan mereka adalah “tuaian yang banyak… yang sudah siap untuk dituai, tetapi pekerjanya sedikit, sehingga tuaian itu akhirnya membusuk alias binasa tanpa pernah mendengar tentang Yesus.

Sadar atau tidak kita sedang berada dalam dunia pertarungan dengan iblis untuk merebut jiwa-jiwa terse but. Ketika kita mengabaikan tugas kita untuk memenangkan mereka, maka iblislah yang akan mencari dan menemukan mereka. Bukankah dunia pun sedang gencar-gencarnya memberikan tawaran bagi orang-orang yang hidup dalam kekecewaan, putus asa dan depresi? Sehingga banyak orang menganggap bahwa tanpa Yesus pun mereka bisa tertawa dan dapat memiliki kehidupan yang aman-aman saja. Namun sebagai orang-orang percaya yang telah mengetahui bawah dibawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang olehnya manusia dapat diselamatkan selain nama Yesus (Kisah 4:12), seharusnya memiliki beban dan belas kasihan seperti Yesus (Mat 9:36) agar dengan beban dan belas kasihan inilah orang percaya mulai bergerak untuk memberitakan nama Yesus sehingga banyak jiwa dapat diselamatkan. Karena jika apa yang menjadi bagian kita tidak kita kerjakan, maka iblis akan menggunakan peluang. Iblis tidak mau tahu seberapa aktifnya kita melayani, seberapa lamanya kita beribadah dan seberapa hebohnya kita melompat dalam setiap KKR. Iblis pun tidak mau peduli seberapa banyak gereja – gereja besar yang ada dalam sebuah kota. Selama kita tidak memberitakan injil, maka selama itu pula dia bebas untuk memperlebar kerajaannya di dunia.

Sebuah keluarga tidak dapat diselamatkan hanya karena seorang istri atau suami yang selalu berada di luar rumah dalam kesibukan kegiatan pelayanan. Dan juga lingkungan bahkan kota dimana kita berada pun tidak dapat diselamatkan hanya karena di kota tersebut terdapat banyak gereja – gereja besar yang hanya sibuk memikirkan program gerejanya, tetapi tidak pernah memberitakan injil.

Iblis hanya menjadi gemetar ketika nama Yesus diberitakan lewat pekabaran injil. Ketika orang-orang percaya mulai menggunakan kuasa nama Yesus dalam pemberitaan injil, maka saat itulah kerajaan iblis akan diporakporadakan. Dan iblis tahu akan kelemahannya, sehingga dia pun mulai melemparkan senjata rahasianya untuk membuat orang-orang Kristen tidak memberitakan injil yaitu dengan “MENGABURKAN PRIORITAS ORANG PERCAYA”. Karena hanya dengan membuat orang percaya tidak menyadari bahwa dunia membutuhkan Yesus akan membuat penginjilan tidak menjadi prioritas bagi orang percaya.

Kita harus menyadari bahwa iblis sedang bekerja membuat pandangan serta pengertian kita dikaburkankan dengan membuat orang-orang Kristen sibuk dengan berbagai hal dan melupakan apa yang menjadi prioritas sebagai orang percaya.Bahkan pelayanan pun dapat menjadi senjata iblis untuk membuat prioritas itu terabaikan. Orang Kristen merasa puas ketika merasa dirinya adalah fulltimer, aktivis, yang setiap hari ada dalam tembok gereja tanpa menyadari bahwa diluar tembok ada banyak jiwa yang belum diselamatkan.

Kalau setiap gereja Tuhan menyadari apa sesungguhnya yang menjadi kebutuhan utama dunia ini, maka seharusnya amanat agung Yesus sebelum naik ke surga (Matius 28:19) seharusnya menjadi prioritas bukannya segala program dan kegiatan yang tujuanya hanya untuk melayani diri sendiri. Dalam keluarga – keluarga Kristen, suami / Istri merasa puas ketika dia selesai dengan kesibukan dan tanggungjawabnya untuk menafkahi keluarga, tanpa menyadari bahwa Allah pun menciptakan mereka untuk karya penyelamatan dunia.

Ketika melihat orang banyak yang terlantar seperti domba yang tidak memiliki gembala, tergeraklah hati Yesus dengan belas kasihan karena Yesus tahu apa yang menjadi kebutuhan mereka. Maka Yesus mengatakan “tuaian banyak” tetapi “pekerja sedikit”. Kenapa pekerjanya bisa sedikit? Pertanyaan yang sama dapat ditujukan untuk kita saat ini. Apakah jumlah orang Kristen dalam dunia ini begitu sedikit sehingga tidak dapat menuai, sementara ada begitu banyak tuaian? Kurang banyakkah gereja-gereja Tuhan pada zaman ini? Apakah terlalu sedikit jumah 4 orang dalam sebuah keluarga untuk menuai 1orang PRT??. Yang terjadi sebenarnya adalah bukan jumlah orang Kristen yang sedikit tetapi orang Kristen sedang lupa pada prioritasnya sebagai orang percaya. Kalau masih banyak PRT yang belum mendengar tentang Yesus, itu karena “penuai” dalam rumah itu tidak ada… lagi sibuk semua!!!

Yesus kemudian mengatakan “mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu”
Bagi seorang tuan yang sedang mencari pekerja untuk bekerja kepadanya, baik dalam sebuah perusahaan besar, toko atau bahkan diperkebunan dan sawah sekali pun, tentu akan mencari pekerja-pekerja yang berkualitas dan dapat dipercaya untuk menyelesaikan tugasnya.
Dunia yang penuh dengan tuaian membutuhkan orang-orang Kristen yang siap untuk menuai.

Pertama, Memiliki integritas yang tinggi. Yang tau apa yang menjadi prioritas, rajin dan memiliki komitmen dan semangat untuk melakukan tugasnya sekalipun didalamnya ada banyak tantangan yang akan dihadapi. Yang setia, dan tidak suka mengeluh, siap memberi lebih banyak, dari pada menerima.

Kedua, Memiliki kasih dan beban terhadap jiwa-jiwa. Karena tanpa kasih segala pelayanan akan menjadi sebuah keharusan yang pada akhirnya menjemukan.

Ketiga, Memiliki kerendahan hati. Dan siap untuk dibentuk.

Mau atau tidak mau seharusnya semua gereja Tuhan harus siap untuk melakukan tugas ini. Memastikan diri sebagai pekerja yang akan dipilih dan dipakai Tuhan untuk menuai. Program dan kesibukan dalam pelayanan itu baik, tetapi terkadang kesibukan membuat kita kehilangan beban terhadap jiwa-jiwa. Dan hal inilah sebenarnya yang membuat Yesus berkata “pekerja sedikit”. Bukan berbicara tentang jumlah, tetapi tentang prioritas yang kabur dalam gereja Tuhan. Mari kita menyadari hal ini dan mulai menjadikan penginjilan sebagai prioritas agar kebutuhan dunia dapat terjawab. (PN)

Sumber: http://www.renungan.com/
Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Pikiran Kita Itulah Tindakan Kita
Kuasai Teritori Pikiranmu Bersama Allah

"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus" Pilipi 2:5

Mengapa Hawa akhirnya jatuh dalam dosa ? Karena pikirannya dikuasai oleh iblis yang menyamar sebagai ular, dengan mengatakan bahwa Hawa akan sama seperti Allah jika makan buah yang Tuhan larang.



“Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.” 2 Korintus 11:3

Iblis mengetahui strategi peperangannya yaitu dengan cara menguasai pikiran manusia. Maka ketika pikiran manusia bisa iblis kuasai maka manusia itu akan dibawah kuasa si iblis.

Kemarin kita dikejutkan dengan peristiwa bom bunuh diri di Ritz Carlton dan JW Marriot Hotel, Jakarta. Mengapa si pengebom bunuh diri mau melakukan ? PASTI ada sesuatu dalam pikirannya yang membuat dia mau melakukannya. Maka apa yang kita pikirkan itulah yang kita lakukan dalam tindakan kita.

Suatu ketika dalam perjalanan pelayanan saya ke Ambon, karena pelayanan akan dilakukan pada hari Senin pagi maka saya membeli tiket dari Denpasar ke Ambon mesti transit dulu ke Makasar pada pagi hari di hari Minggu tentunya. Tiket sudah saya beli beberapa hari sebelumnya. Ketika saya sampaikan tentang keberangkatan saya ke istri saya, maka istri saya tidak menyetujui jadwal keberangkatan saya, dikarenakan kesepakatan kami bahwa hari Minggu adalah hari keluarga. Saya katakan bahwa tidak ada jadwal lain kecuali saya harus berangkat Minggu malam dan mesti ke Jakarta dulu u/ berangkat jam 01.30 pagi menuju Ambon, itu berarti saya harus menunggu di airport Jakarta selama 4 jam di malam hari sebelum berangkat ke Ambon. Saya merasa kenapa kok istri saya tidak mau tahu saya ? Kenapa istri saya tidak mendukung saya ? Bukannya kalau saya harus berangkat malam hari dan mesti berangkat pagi subuh itu akan membuat badan saya tidak nyaman, dalam pikiran saya pasti badan saya akan sakit semua dan kurang tidur. Selain itu tiket yang sudah dibeli yang cukup mahal juga menjadi mubazir.

Saya berteriak kepada Tuhan, kenapa mesti begini ? Singkat cerita akhirnya saya dibuat mengerti oleh Tuhan bahwa tujuan saya ke Ambon adalah untuk melayani Tuhan. Arti dari melayani itu adalah memberikan korban. Pada masa perjanjian lama, orang yang melayani Tuhan mesti mengorbankan korban sembelihan, korban bakaran, korban ukupan. Ada korban yang diberikan….dari situlah pikiran saya berubah, bahwa saya ke Ambon bukan mau dilayani tapi mau melayani Tuhan itu berarti saya harus berkorban. Maka saya rela mengorbankan tiket yang sudah saya beli, rela berangkat malam hari ke Jakarta, transit selama 4 jam dimalam hari, dan berangkat pagi subuh jam 01.30 ke Ambon. Saya siap dan mau !!! Pikiran saya yang membuatnya.

Sampai di Ambon pagi jam 06.55…saya melayani selama 3 hari di Ambon, tidur dikamar yang tidak ber-AC , sedikitpun saya tidak lelah, badan saya tidak sakit semua, fisik saya sangat bugar… Sekali lagi itu dikarenakan pikiran saya yang menguasai saya sehingga saya mau melakukannya dengan ucapan syukur.

Saya bersyukur Tuhan pakai istri saya dalam membentuk pengertian ini. Mari kita taklukan pikiran kita dibawah rencana Tuhan sehingga kita bisa bertindak seperti rancangan Tuhan dalam kehidupan kita. “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” Pilipi 2:5

Kuasai pikiranmu, jangan dikuasai oleh pikiranmu. Karena pikiran kita biasanya penuh amarah, kuatir, negative. Ketika kita berpikir seperti Tuhan berpikir, maka kita akan bertindak seperti yang TUHAN mau. (AHG)

Sumber: http://www.renungan.com
Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Gembira dan Keberhasilan
Gembira dan Keberhasilan

Kegembiraan hidup merupakan hal yang diidam idamkan banyak orang. Awal kegembiraan akan dirasakan ketika orang berhasil mengalahkan kuasa setan hingga mengalami keberhasilan. Namun kita perlu tetap waspada dan berhati hati karena keberhasilan bisa berubah menjadi kesombongan yang sesunggahnya merupakan tanda bahwa kita kembali dikuasai oleh setan. Kita bisa bertanya adakah pengalaman keberhasilan yang terjadi karena kuasa setan. Mungkin kita akan menjawab ada. Misalnya orang yang sukses karena bantuan “dukun” atau semacamnya. Tetapi keberhasilan yang demikian itu tidak akan membawa kebaikan dan justru sebaliknya. Maka keberhasilan yang tidak membawa kebaikkan itu sesungguhnya bukanlah keberhasilan.

Keberhasilan memang sering menjadi alasan untuk bergembira. Di balik keberhasilan kadang orang lalu menyadari kehebatan dirinya, tetapi sayang kadang lalu lupa dari mana kehebatan itu berasal. Maka kehebatan itu sendiri tidak cukup menjadi alasan untuk bersyukur dan bergembira. Yesus mengatakan bahwa alasan untuk bergembira adalah karena nama kita terdaftar di surga. Ini berarti kita dikenali oleh Allah.

Pengalaman dikenal dan mempunyai kenalan orang. Dari pengalaman mempunyai “kenalan orang dalam” ada banyak persoalan bisa diselesaikan. Demikian pula ketika kita dikenali Allah. Kita berhasil karena kita diberi kuasa oleh Allah. Allah memberi kuasa kepada kita karena kita adalah kenalan dekat-Nya, sehingga apa yang kita butuhkan untuk kebaikan, Allah akan memberikannya.

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Berdosa & Berdoa
Berdosa & Berdoa

( Luk 18:9-14 )
( Mak Anna dan Anaknya )
Saudara-saudara yang terkasih, ketika saya masih frater yang sedang berpastoral di salah satu kota di Jawa Timur, saya mengalami suatu peristiwa ini. Ada seorang nenek, katakanlah namanya Mak Anna yang mempunyai seorang anak perempuan umurnya sekitar 20 tahun. Anak perempuannya, yang sebut saja Engky, ini ternyata tidak normal, seringkali ia menderita seperti epilepsi. Mak Anna ini hidup hanya bersama anaknya yang tidak normal ini dan ia sangat mencintai anaknya. Pada suatu hari saya mendapat tilpun dari seorang ibu, bahwa Engky sakit sangat gawat, ia minta saya segera datang ke rumahnya. Saya dengan cepat menghubungi seorang dari kelompok Legio Maria untuk menemani saya berkunjung ke rumahnya. Ketika saya sampai di rumahnya dan memasuki kamar, saya melihat Engky berbaring di tempat tidur dengan nafas yang tersengal-sengal. Mak Anna ada di sampingnya dan ada dua ibu tetangga di dalam kamar itu. Kata Mak Anna ketika melihat saya: ‘F’Frater..., bagaimana dengan anak saya ini.....’ Saya diam saja hanya melihat Engky sambil memegang tangannya. Saya lalu mengajak ibu-ibu yang ada di situ berdoa rosario. Kami lalu mulai dengan doa Rosario dan Mak Anna juga ikut berdoa. Satu peristiwa doa rosario telah selesai, tetapi Engky semakin berat nafasnya. Mak Anna bertambah bingung melihat anaknya semakin tersengal-sengal, malah dikirain anaknya akan mati. ‘Yesus...., Yesus.... tolonglah anakku...’ Mak Anna mulai berteriak-teriak. Kami semua menjadi tambah bingung. Doa Rosarionya menjadi kacau karena diganggu teriakan Mak Anna. Semakin lama Mak Anna semakin histeris, ia berdiri, lalu menyobek-nyobek bajunya sendiri. Orang-orang memegangi Mak Anna erat-erat karena kepalanya sendiri dibentur-benturkan ke tembok. Pada saat itu datanglah seorang Suster yang telah dihubungi sebelumnya. Suster yang berkarya di sebuah poliklinik ini membawa stetoskop untuk memeriksa Engky. Ia berkata kepada saya lirih: ‘Tidak apa-apa, jangan khawatir...’ Mak Anna yang mendengar kata-kata Suster itu mereda histerisnya dan mau duduk kembali. Hari itu Engky dibawa ke rumah sakit dan akhirnya sembuh. Saudara-saudara yang terkasih, pada saat Engky sakit itu, siapakah yang sebe­narnya berdoa? Kami semua pertama-tama menyalahkan Mak Anna yang meng­ganggu doa rosario kami, tetapi akhirnya kami semua menyadari bahwa yang sesung­guhnya berdoa pada waktu itu adalah Mak Anna sendiri. Ia berdoa dengan seluruh perasaannya, sedangkan yang lain mungkin hanya mulutnya saja yang berkomat-kamit.

( Doa Bukan Hanya di Mulut )
Saudara-saudara yang terkasih, sesungguhnya doa itu merupakan sambung rasa dengan Tuhan, jadi bukan hanya sambung kata saja. Tuhan hanya mendengarkan apa yang bersuara dalam hati kita, dalam rasa kita, bukan kata-kata yang keluar dari mulut kita. Memang baik juga berdoa dengan kata-kata, tetapi kata-kata tanpa dihayati dalam rasa akan merupakan kata-kata kosong belaka. Oleh karena itu marilah kita merefleksi doa-doa kita setiap hari, baik di Gereja maupun secara pribadi di rumah. Apakah kita ini hanya pandai menghafal doa hafalan, seperti Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan dan sebagainya. Doa-doa itu semua baik saudara-saudara, asalkan dihayati betul arti katanya, bukan hanya sekedar berbunyi di mulut. Karena saya mengalami berdoa bersama rosario bersama umat di kring. Ada yang berdoa dengan pelan dengan penuh penghayatan, tetapi ada yang begitu cepat, supaya cepat sesesai dan menikmati hidangan. Nah yang kedua inilah yang tidak baik. Orang Katolik tidak diharuskan berdoa hafalan, tetapi juga doa pribadi yang keluar secara tulus dari hati. Tetapi biasanya yang kedua ini orang-orang Kristen Protestan lebih baik. Kita akui saja, bahwa mereka lebih baik dalam doa pribadi, oleh karena itu marilah kita belajar dari mereka untuk dapat berdoa pribadi dengan lebih baik lagi.

( Doa Seorang Pemungut Cukai )
Saudara-saudara yang terkasih, dalam Injil yang baru saja kita dengarkan, ada dua orang yang sedang berdoa. Yang satu adalah orang Farisi dan yang lain adalah seorang pemungut cukai. Yang akan ditekankan di sini adalah bagaimana sikap mereka dalam berdoa. Orang Farisi ini berdoa dengan menyebutkan kebaikan-kebaikan dirinya sendiri di hadapan Tuhan, bahwa ia selalu taat berdoa, berpuasa dan berderma dan sebagainya. Yang kurangajar ialah bahwa ia menganggap lebih suci dari orang lain. Bahkan menunjuk pada pemungut cukai itu sambil berkata: ‘A’Aku bersyukur kepadaMu Tuhan, karena aku bukan perampok, pezinah dan tidak seperti pemungut cukai itu.’ (Luk 18: 11). Di hada­pan Tuhan ia menilai dirinya sendiri baik dan orang lain jelek. Saudara-saudara yang terkasih, inilah yang disebut kesombongan rohani. Oleh karena itu Yesus sering menga­ta­kan bahwa mereka ini adalah orang-orang munafik. Orang Farisi seringkali disebut Yesus untuk melambangkan kesombongan bangsa Israel secara keseluruhannya yang nota bene adalah bangsa pilihan Tuhan. Mereka karena merasa sudah terpilih Tuhan, maka menganggap Surga itu miliknya sendiri, dan tidak senang orang lain juga ikut memasuki Sorga. Mereka berdoa sambil menuntut Tuhan membalas kebaikan-kebaikan yang sudah ia lakukan. Di lain pihak adalah pemungut cukai, yang memasuki Bait Allah dengan takut-takut karena ia merasa sebagai orang berdosa yang tak pantas mendekati Allah. Perlu diketahui bahwa para pemungut cukai ini di Israel sangat dibenci rakyat. Karena kebanyakan dari mereka menggunakan tugasnya ini untuk memperkaya diri dengan memungut pajak lebih daripada seharusnya. Sistem pajak dalam masa penjajahan itu begini: Penguasa Romawi hanya menentukan bahwa suatu daerah harus menyetorkan pajak sekian, misalnya saja 5 juta rupiah pertahun. Jika Kepala Daerah bisa menarik pa­jak lebih dari 5 juta rupiah, maka kelebihannya itu dipakai untuk dirinya sendiri. Jadi pa­ra pemungut cukai harus bisa menarik pajak dari rakyat sebesar-besarnya agar keun­tungan para Kepala Daerah semakin banyak. Inilah sebabnya para pemungut cukai ini dibenci rakyat dan dianggap sebagai pemeras. Tetapi tentu saja tidak setiap pemungut cukai berbuat demikian, ada juga yang jujur, memungut secara wajar. Pemungut cukai yang merasa banyak dosanya ini berdoa: ‘Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.’ Pemungut cukai ini sungguh-sunguh menyadari dosanya yang membuat dirinya dibenci rakyat. Mungkin ia adalah pemungut cukai yang jujur, yang memungut sewajarnya apa yang harus dibayar rakyat, tetapi dengan mau melaksanakan jabatannya itu saja sudah dianggap sebagai dosa. Orang ini merasa tak pantas masuk dalam Bait Suci, maka ia tak berani mendekati altar ataupun menengadah ke atas, sebagaimana orang Farisi berdoa. Hanya dengan belas kasihan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Pengampun saja ia menjadi pantas. Saudara-saudara yang terkasih, sebenarnya kita pun seperti para pemungut cukai ini. Kita pun tak pantas memasuki Gereja atau Rumah Tuhan dalam keadaan dosa, apa­lagi dosa berat. Tetapi jika kita bertobat, menyesali dosa-dosa kita, dan karena belas kasihan Tuhan yang telah mengampuni kita, kita menjadi pantas masuk dan berdekatan dengan Tuhan Yang Kudus. Hanya dengan belas kasihan dan rahmatNya saja kita ini men­jadi pantas menjadi anak Tuhan.

( Aku Ini Orang Berdosa )
Saudara-saudara yang terkasih, di hadapan Tuhan kita ini tidak berarti apa-apa, hanya Tuhan saja yang mampu menjadikan kita berarti. Oleh karena itu tak ada alasan sedikit pun jua kita menyombongkan kebaikan-kebaikan kita. Apalagi dengan menganggap diri lebih baik daripada orang lain. Orang-orang semacam ini justru tak pantas menjadi anak Tuhan. Marilah kita dengan rendah ati berkata seperti apa yang dikatakan Petrus kepada Yesus: ‘T’Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini orang berdosa’ (Luk 5:8 ). Justru dengan sikap inilah Tuhan mau mendekati kita dan menganugerahkan pengampunanNya. Amin.
Zakheus Membuat Kejutan (Luk 19:1-10). Membaca kisah Zakheus ini saya bisa tertawa sendiri. Betapa tidak, ada orang tua naik pohon untuk melihat Yesus lewat. Jika yang naik pohon itu anak-anak, maka hal itu adalah sesuatu yang wajar, tetapi di sini yang naik pohon adalah Zakheus, orang tua, Kepala Pemungut Cukai, jadi bukan orang sembarangan, bukan? Nah untuk selanjutnya, Anda akan banyak menemukan kejutan-kejutan dalam kisah Zakheus ini. l Kejutan 1: Ada orang tua dan orang terpandang naik pohon untuk melihat Yesus. Orang itu adalah Zakheus. l Kejutan 2: Yesus menyapa dengan ramah Zakheus. Hal ini sama sekali di luar dugaan Zakheus. Zakheus tentunya tahu diri, sebagai Kepala pemungut cukai yang dibenci rakyat, tentunya juga dibenci Yesus. Mestinya Yesus akan melengos tanpa mau melihatnya atau bahkan meludah ketika melihatnya. Tetapi sungguh di luar benak Zakheus, Yesus menyapa, memanggil namanya bagaikan seorang sahabat lama saja. l Kejutan 3: Yesus mau menumpang di rumahnya. Di sini yang terkejut bukan hanya Zakheus, tetapi juga para murid Yesus sendiri. l Kejutan 4: Yesus memberikan jaminan keselamatan pada Zakheus. Bahkan pada diri Kepala pemungut cukai pun masih ada kesempatan untuk memperoleh keselamatan l Kejutan 5: Zakheus berjanji akan memberi setengah dari harta kekayaannya untuk orang miskin. Serta akan mengembalikan 4 kali lipat jika ada orang yang pernah diperasnya. Ini adalah sebuah silih atas dosa-dosanya. Nah dalam Kisah Zakheus ini ternyata ada 5 kejutan, yaitu peristiwa yang luar biasa, yang tidak akan terjadi sebagaimana biasanya. Sekarang kita akan lihat satu persatu kejutan-kejutan yang terjadi pada Kisah Zakheus ini.

(Orang Tua Naik Pohon)
Zakheus bukan hanya orang tua, tetapi juga orang yang berpangkat tinggi, walaupun jabatannya tidak disukai rakyat, karena dia adalah Kepala Pemungut Cukai. Betapa tidak mengejutkan ada oranga tua berpangkat, memanjat pohon, hanya untuk dapat melihat Yesus. Apakah ia tidak malu diketahui oleh orang banyak, yang sebagian besar tentunya mengenal dia? Hal itu hanya mungkin jika dalam hati Zakheus memang sudah terbakar kerinduan untuk dapat melihat Yesus. Ini berarti dalam hati Zakheus, bukan hanya sekedar ingin tahu atau ingin melihat rupa Yesus , tetapi tentunya sudah terkandung benih iman yang dalam.Melihat Yesus Sang Mesias berarti melihat keselamatan, maka ia memutuskan untuk tidak boleh tidak, harus melihat Yesus, dengan cara apapun hari itu. Mungkin kesempatan lain mungkin tidak akan terjadi lagi, yaitu Yesus melewati rumahnya..

(Bagaikan Sahabat Lama)
Yesus tidak melengos menunjukkan ketidaksukaannya pada Zakheus, sebagaimana rakyat membencinya. Ia bahkan menyapa Zakheus dengan memanggil namanya, entah siapa yang memberi tahu nama Zakheus. Di sini tampaknya Yesus bagaikan menyapa sahabat lama saja. Mungkin Yesus sudah tahu apa yang terkandung dalam hati Zakheus, Yesus mungkin tersentuh pada usaha Zakheus dengan segala cara untuk melihat diriNya, walaupun dengan cara yang mungkin akan memalukan bagi seorang Kepala Pemungut Cukai ini. Yesus tahu bahwa di dalam peristiwa yang menggelikan dan memalukan ini terkandung iman yang besar, maka Yesus memutuskan untuk tinggal di rumah orang yang baru beriman ini.

(Janji Zakheus)
Janji Zakheus juga merupakan kejutan , karena baru kali ini kita melihat ada orang bertobat dengan janji memberikan setengah hartanya (dalam kasus ini cukup besar jumlahnya, karena Zakheus itu kaya). Jika Zakheus itu orang jujur, maka sebagai kepala Pemungut Cukai ia juga akan bisa kaya, tetapi dengan tidak jujur kekayaannya bisa menjadi dua kali lipat jumlahnya. Maka separo dari harta kekayaannya yang mungkin didapatkan dari hasil ketidak-jujurannya itu akan dikembalikan dengan cara membagikannya kepada orang miskin. Untuk meyakinkan pada Yesus bahwa ia benar-benar telah bertobat, maka ia berjanji lagi akan mengembalikan 4 kali lipat kepada orang yang pernah diperasnya. Di sini kita tahu Zakheus benar-benar telah berubah. Zakheus lama telah berubah menjadi Zakheus baru, akibat sapaan ramah Sang Mesias. Hari itu telah terjadi keselamatan di Rumah Zakheus. Keselamatan itu terjadi dari dua pihak. Pertama adalah pertobatan Zakheus dan kedua adalah kedatangan Yesus. Hanya di dalam Yesuslah ada keselamatan, maka kehadiran Yesus adalah kedatangan keselamatan itu.

(Apa Artinya bagi Kita)
Apa arti kisah Zakheus ini bagi kita? Marilah kita teliti satu-persatu: l Jangan mudah putus asa, jika kita mendapatkan banyak kendala dalam mencari Tuhan. Tuhan berkata bahwa dalam kaum miskinlah kita akan dapat melihat Tuhan. (Mat 25:40). Untuk bisa membantu dan mencintai kaum miskin, kita banyak kendala. Marilah kita meniru pada Zakheus untuk tidak mudah putus asa untuk melihat Yesus. Jangan malu-malu kalau kita mau berinisiatip membantu kaum miskin dan mencintainya. Biarlah orang lain mentertawakan usaha kita, mungkin usaha kita in I bagaikan Zakheus yang memanjat pohon untuk melihat Yesus. l Jangan buang orang-orang yang kita pandang berdosa, marilah kita dekati dengan baik-baik penuh persahabatan. Kita perbaiki kelakuannya dengan cara yang bersahabat. Kebencian, sumpah serapah dan pengusiran tak akan membuahkan kebaikan bagi dia dan kita. Kita mungkin bisa meniru Yesus yang menyapa ramah Zakheus sang pendosa itu. l Walaupun Tuhan telah mengampuni dosa-dosa kita dalam sakramen tobat misalnya, marilah kita membuat silih sebagai bukti bahwa kita benar-benar telah berubah. Misalnya janji pada Tuhan untuk membantu kaum miskin yang kita kenal, memberi dana pada anak yatim-piatu, berpuasa, mati raga, atau berjanji akan membuat kebaikan-kebaikan yang lain. Hal itu akan sangat menyenangkan hati Tuhan.

(Penutup)
Akhirnya marilah saudara-saudari terkasih dalam Yesus, dalam ekaristi ini kita berdoa, agar Tuhan juga menganugerahi kita rahmat keberanian, sebagaimana Zakheus yang pantang menyerah untuk mendapatkan jalan melihat wajah Tuhan dan keberanian untuk membuat silih yang bisa menyenangkan hati Tuhan dan sesama kita. Amin.

Sumber: Pondokrenungan.com

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Belajar Bercinta
Belajar Bercinta

1. Bagi orang yang ringan mulut, perlu belajar diam. Mulai dengan memperpendek kata2 ketidakpuasan.

2. Bagi orang pendiam dan / atau sudah pandai mengendalikan lidah, belajarlah berdoa diam2 di hati, bila disakiti hatinya.

3. Jangan membiasakan diri marah terhadap Tuhan bila dikecewakan hatinya. Bila terhadap Tuhan pun biasa marah, apalagi terhadap sesama manusia.

4. Perlulah kita belajar marah, secukupnya. Marah yang pakai alasan dan pakai aturan atau ukuran.

5. Marah yang keterlaluan dan keterpanjangan, hanya menambah luka2 di batin sendiri.

6. Terhadap orang yang tidak / belum dapat diperbaiki, hendaknya kita melatih diri untuk bersabar dan berbelaskasihan. Jangan malahan meningkatkan kemarahan dan kebencian.

7. Bila " dia " tidak / belum dapat berubah, aku sendirilah yang segera mulai mengubah diriku menjadi baik atau lebih baik. Maka terciptalah suatu awal keseimbangan.

8. Ada orang yang punya fasilitas sedikit tetapi disyukuri banyak. Jika dikecewakan, ia menganggap kekecewaan sebagai hal yang biasa saja, hal yang menimpa setiap orang, di waktu2 tertentu, bahkan ia bisa mengubah kekecewaan menjadi hikmah dan harapan : esok akan lebih baik!!

9. Ada pula orang2 yang beruntung di dalam usaha2-nya, akan tetapi masih selalu merasa kurang. Bahkan mengiri orang2 lain yang dipandangnya lebih beruntung dan lebih mapan. Lahiriah mewah, tetapi di batin tumbuh luka2 iri dan nafsu serakah yang tak terpuaskan. Ia, si kaya itu, berwajah muram, sepertinya berbedak hitam.

10. Di hidup ini ada orang2 yang berkedudukan tidak tinggi dan berharta cukup2 saja. Tetapi ia puas dengan yang telah dicapainya dan pantang berambisi lebih. Ia puas dengan yang pas. Dia ini mirip pemain yang pas mendapat kartu2 yang hanya pas2-an baik. Tetapi dia sangat pandai menjalankannya, sehingga selalu dinilai sebagai pemenang!!

11. Kita menderita karena kita cinta kepada orang itu yang memang kesayangan kita.

12. Kita menderita karena orang kesayangan kita tertimpa malapetaka.

13. Kita menderita karena orang2 yang sangat kita cintai menyakiti hati kita. Tetapi kita tetap mencintai mereka karena kita tak bisa berhenti mencintai mereka.

14. Bisa kita coba berhenti mencintai mereka, atau mengubah diri & hati untuk membenci mereka; akan tetapi hasilnya ialah : derita yang lebih parah bagi kita sendiri!!

15. Tetapi bertahan atau meneruskan mencintai mereka, juga merupakan derita. Akan tetapi menderita karena cinta merupakan pilihan lebih baik daripada menderita karena benci.

16. Aku mau menderita karena cinta; menderita dalam kesadaran & kebaikan hati; dalam penerimaan yang rela. Dalam doa2 yang suci, manis & mengobati hati.

17. Ada seseorang yang sangat marah kepada sahabatnya dan menentukan niat mau diam saja bila disapanya. Di saat dan tempat tak terduga, ia jumpa dan langsung disapa oleh sahabatnya yang dia benci. Akan tetapi ganti diam / marah, ia senyum dan memeluknya. Ketika tersadari lebih mendalam, ia menyesal!! " Saya telah salah sikap, ya, saya telah keterlaluan cinta padanya!! Saya telah salah cinta!!"

18. Ada suatu daya dalam diri masing2 kita yang sungguh agung. Daya yang lebih besar dari yang kita sadari / mengerti.

19. Cinta yang dalam & berakar lama di batin terdalam, punya daya seperti mukjizat.

20. Ada daya lain pula yang se-waktu2 mendatangi kita. Daya cinta pemberian Tuhan!! Pun pula daya2 doa kita & doa orang lain.

Sumber: Pondokrenungan.com

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Antara Memberi dan Menerima
Antara Memberi dan Menerima

Memberi dan menerima bukanlah suatu tindakan yang asing. Semua manusia akan dengan mudah mengatakan bahwa kedua tindakan tersebut merupakan bagian integral dari aktivitas hidup manusia setiap hari, suatu aksi yang sekian spontan sehingga tak perlu membuang banyak waktu untuk berpikir tentangnya. Namun sesuatu yang amat biasa terkadang menuntut suatu pertimbangan yang lebih layak.

Tindakan memberi dan menerima sudah dipelajari seseorang sejak ia masih merupakan seorang bayi. Walau tanpa kesadaran, tindakan paling awal yang dilakukan seorang bayi adalah “menerima. Sang bayi menerima dan menghirup udara, ia menerima hidup dan situasi dunia yang sangat jauh berbeda dengan situasi “firdaus” yang dialaminya ketika ia masih dalam rahim ibu. Perbedaan kondisi hidup yang diterima sang bayi pada titik awal ini sering amat menakutkan. Karena itu sang bayi lalu menangis. Ia membutuhkan sesautu, ia membutuhkan perlindungan yang dengan segera diterimanya dari tindakan memberi dari seorang ibu. Semua yang dialami bayi pada tahap awal ini akan sangat berpengaruh bagi perkembangan hidupnya selanjutnya, bukan saja terbatas pada aksi memberi dan menerima, tetapi juga secara luas dalam keseluruhan aktivitas hidup sosialnya. Sang bayi belajar memberi dan menerima, dan menjadikannya sebagai aktivitas spontan hidup hariannya.

Antara kedua tindakan tersebut sulitlah untuk dibuat distinksi, sulitlah untuk dibuat prioritas tindakan manakah yang lebih penting dan harus didahulukan. Ada sekian banyak konteks yang harus turut dipertimbangkan untuk memberikan penekanan pada satu dari kedua aksi tersebut. Dalam dunia psikoterapi, yang juga amat menuntut keterlibatan kedua tindakan tersebut, “therapeutic acceptance” lebih banyak dipandang sebagai unsur penting dalam sebuah proses penyembuhan, lebih dari pada berbagai “technological medicine” lainnya. Kebanyakan klien yang mengalami goncangan psikologis melihat hidupnya amat tidak bernilai. Carl Gustav Jung, seorang psikiater terkenal asal Swiss, mengindikasikan bahwa sepertiga dari pasien yang datang kepadanya menderita kehampaan makna hidup (the meaninglessness of life). Hal ini bertolak dari ketidak-sanggupan klien untuk menemukan arti dari keberadaan dirinya sendiri, yang mencakup keseluruhan aspek personalitasnya.

Dalam situasi seperti ini, tindakan “menerima” yang diekspresikan sang psikiater akan melahirkan suatu pemahaman baru dalam diri klien. Dia akan menyadari bahwa dirinya ternyata masih memiliki sesuatu, bahwa ia masih memiliki kata-kata yang layak didengar, sekurang-kurangnya oleh ¡§dia¡¨ yang kini sedang berada di depannya. Adalah suatu kebahagiaan terbesar dalam hidup untuk menyadari bahwa saya masih layak didengarkan, masih layak diterima, masih layak dicintai dan mencintai. Dalam proses inilah si klien perlahan-lahan menemukan arti dirinya, dan inilah awal dari suatu proses penyembuhan.

Namun tindakan memberi dan menerima itu dapat pula dilihat dari sudut pandang yang lain. Oral Roberts dalam bukunya “Miracle of Seed-Faith” memberikan tekanan utama pada tindakan “memberi”. Tindakan memberi, apapun bentuknya baik material maupun rohaniah seperti pemberian kemampuan diri, bakat ataupun waktu bagi orang lain, ditempatkan Roberts sebagai benih-benih yang tertabur, yang pada baliknya akan bertumbuh dan memberikan panen yang berlimpah. Dalam Kitab Suci terdapat banyak kisah tentang hal ini. Pemberian lima buah roti dan dua ekor ikan bagi banyak orang di padang gurun ternyata menjadi benih iman untuk menghasilkan dua belas bakul roti. (Mat. 14, 13-21). Pemberian perahu oleh Simon Petrus untuk digunakan Yesus mengajar orang banyak tentang kabar gembira Kerajaan Allah, ternyata menjadi benih iman untuk menghasilkan banyak ikan. (Luk. 5, 1-11).

Di sini Oral Roberts menunjukkan bahwa tindakan kita untuk memberi tidak pernah berlangsung sia-sia, tetapi bahwa dalam tindakan tersebut baik si penerima maupun si pemberi sama-sama menerima “sesuatu”. Bahkan si pemberi menerimanya kembali dalam jumlah yang telah dipergandakan. Namun hal ini tidak dimaksudkan untuk memperkokoh paham jkuno “do ut des”, memberi untuk menerima kembali (saya memberi agar engkaupun memberi). Tetapi inilah kebenaran yang ditawarkan oleh Yesus sendiri, “Berilah maka kamu akan diberi.” (Luk 6, 38). Dan bahwa si pemberi akan menerima kembali sesuai ukuran yang dipakai dalam memberi kepada orang lain.

Begitulah... Sesuatu yang kita berikan akan diterima kembali. Yang terpenting adalah bahwa pemberian tersebut terjadi dalam konteks “benih iman” yang tertabur, yang menuntut keyakinan kita untuk menempatkan Allah sebagai pusat segalanya, yang akan mempergandakan pemberian itu dan melimpahkannya kembali kepada si pemberi dalam bentuk dan sarana yang tak dipahami manusia. Kita bersatu bersama Petrus yang bertanya kepada Yesus bahwa ia telah memberikan segala sesuatu tetapi apa upah yang akan diperoleh?? Yesus menjawab “...kamu akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.” (Mat. 19, 29).

Sumber: Pondokrenungan.com

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Aku Ingin Tidur
Aku Ingin Tidur

Di tengah kesejukan udara Prigen, aku membuka-buka lembaran misa hari minggu. Tiba-tiba mataku terpaku pada bacaan I. Dikisahkan Elia masuk padang gurun dan ingin mati saja "Cukuplah sudah! Sekarang ya Tuhan ambilah nyawaku, sebab aku tidak lebih baik dari nenek moyangku." Tapi malaekat memberinya roti dan air. Elia memakannya dan kembali tidur. Tapi malaekat memberi roti dan air lagi. Ini bekal baginya untuk melanjutkan perjalanan ke gunung Horeb. Makanan itu menjadi kekuatan bagi Elia untuk meneruskan perjalanan. Bacaan pertama habis sampai situ. Tapi jika melihat perikop selanjutnya, di gunung Horeb, Allah menyatakan diri pada Elia.

Bacaan ini merupakan jawaban Allah atas kegelisahanku. Aku gelisah dan putus asa, sehingga ingin menyatakan berhenti saja, meski belum separah Elia yang ingin mati saja. Aku ingin tidur. Ingin melupakan semua hal yang terjadi. Melupakan semua yang telah kulakukan selama ini. Aku tidak peduli lagi dengan apa yang sedang terjadi. Aku tidak ingin peduli lagi dengan teman-temanku. Apakah mereka akan terus mencuri atau berkelahi, bahkan membunuhpun aku tidak peduli. Toh mereka bukan apa-apaku. Bukan keluargaku atau umatku. Aku ingin menikmati mimpi-mimpiku di keheningan gurun. Menikmati kenyamanan kamarku dengan segala fasilitasnya yang ada. Menikmati hidupku sendiri. Tidak lagi dipusingkan oleh teman-teman yang membosankan dan menjengkelkan.

Tapi ternyata malaekat datang padaku. Dia tidak datang sendirian seperti yang dialami oleh Elia, melainkan mereka datang berbondong-bondong Para malaekat itu juga tidak hanya membawakan roti dan kendi berisi air, melainkan juga cambuk, lampu untuk penerangan dan tongkat serta kompas untuk menunjukan arah. Aku bersyukur di tengah kegalauan hati, aku punya banyak teman-teman yang baik. Mas Yoga, Suhu, Mang Ucup, Mas Gunawan, Kis, Mas AJS, Tnt, Mbah Bi, Luxi, Jenny, dan lain-lainnya yang dengan sepenuh hati memberikan pencerahan yang sangat berguna. Aku merasa mereka semua terlibat dalam pergulatanku dan merasakan kegelisahanku.

Para malaekat memberikan banyak bekal bagiku untuk meneruskan langkah menuju gunung Horeb. Aku saat ini tidak berharap terlalu muluk. Aku nggak peduli apakah perjalanaku ini akan sampai tempat dimana Allah menyatakan diri seperti yang dialami oleh Elia. Aku hanya ingin melanjutkan perjalanan entah sampai mana dan sampai kapan seperti Pak Tomo yang telah membangun rumah batunya dan tidak akan berhenti sampai kematian datang menjemputnya. Meski dia sendiri tidak tahu untuk apa rumah itu selanjutnya. Terima kasih Mas Yoga yang sudah mengingatkan saya pada Pak Tomo. Apakah ini suatu bentuk kefrustasian yang baru? Aku yakin bukan. Bahkan sebaliknya ini adalah suatu bentuk semangat baru.

Kusadar bahwa keputusaasanku disebabkan aku terlalu bodoh dan sombong. Aku ingin mengubah dunia. Benar kata Suhu bahwa memang kejahatan harus selalu ada supaya kebaikan itu menjadi nyata. Sama seperti Yesus yang mengatakan kemiskinan akan selalu ada padamu. Teman-temanku adalah orang miskin dalam berbagai hal. Mereka tidak hanya miskin tapi juga dimiskinkan dalam berbagai aspek dan oleh banyak faktor. Mengapa Yesus membiarkan kemiskinan selalu ada? Bukankah Dia bisa saja untuk menjadikan kemakmuran yang abadi? Jika semua orang menjadi kaya maka orang tidak lagi memiliki belas kasih untuk memberikan apa yang dia miliki bagi sesama. Adanya orang miskin membuat orang kaya senantiasa ditantang untuk berbelas kasih.

Dalam keheningan aku sadar bahwa banyak hal tidak bisa aku ubah. Mengapa aku memaksakan kehendakku sendiri untuk mengubah hal yang tidak bisa kuubah? Bukankan ini suatu kesombongan? Aku jadi ingat akan kata-kata yang tertulis dalam gambar tahbisanku, "Lord grant me the serenity, to accept the things, I cannot change..... Courage to change the things I can, and wisdom to know the difference" Jika mereka tidak bisa kuubah, maka akulah yang harus berubah. Aku harus menatap mereka secara baru. Aku harus menjalin pertemanan secara baru. Dan membiarkan kuasa Allah sendiri yang mengubahnya.

Setelah kurenungkan ternyata kegelisahanku bukan disebabkan karena teman-temanku yang tetap berbuat seenaknya, melainkan keegoisanku yang ingin dipuji orang bahwa aku telah mengubah mereka. Aku ingin dipuji orang bahwa aku sudah mampu mengubah seorang preman menjadi seorang yang baik. Aku ingin semua orang menatapku dengan bangga bahwa aku telah berbuat banyak hal kebaikan pada teman-teman sehingga mereka menjadi baik. Semuanya kembali padaku bukan kepada teman-teman. Inilah kesombonganku.

Kesombongan dan kebodohan inilah yang membuatku putus asa. Aku hidup dalam mimpi tentang teman-teman yang baik, padahal realitanya teman-teman itu memang begitu. Mereka suka minum minuman keras, berjudi, main pukul, bahkan bertindak keji yang lain. Dalam kenikmatan mimpi ternyata peristiwa Toreng menyadarkan aku akan realita sesungguhnya. Timbulah pemberontakan dan keputusaasaan. Syukurlah banyak malaekat datang dan memberiku banyak hal. Memberiku terang yang mendorongku untuk sadar akan mimpi-mimpi. Aku jadi ingat lagi dengan bukunya A de Mello. Beliau memang hebat.

Perjalanku masih panjang. Tantangan dan pergulatan diri pasti masih terus datang silih berganti. Tapi kini aku tidak takut, sebab aku yakin bahwa Tuhan akan selalu mengutus para malaekatNya datang padaku dan menemaniku sepanjang langkah peristiwa. Seperti malaekat yang menemani Tobia dalam mencari obat bagi bapanya. Akhirnya kuucapkan banyak terima kasih pada semuanya.

Sumber: Pondokrenungan.com

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Penipu
Penipu

"Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!" Mazmur 32:2

Menipu tidak apa-apa, asal jangan ketahuan. Ini sebuah ungkapan yang mungkin valid bagi begitu banyak orang akhir-akhir ini. Dalam melakukan korupsi misalnya, agar tidak ketahuan, maka para koruptor ini akan menyisakan sebagian dari hasil korupsinya untuk menutup mulut orang-orang yang mungkin berpotensi sebagai ancaman. Ada begitu banyak orang jujur yang akhirnya terpinggirkan, karena ia dianggap tidak berjalan dalam rel yang sama dengan teman-temannya yang curang. Soal tipu menipu bukan hanya berbicara mengenai mengemplang uang yang bukan menjadi haknya, namun berbicara lebih jauh mengenai bentuk-bentuk penipuan lainnya. Menjual barang bekas atau malah rusak tapi dikatakan bagus dan baru, berpura-pura baik namun menusuk dari belakang, dan sebagainya. Ada begitu banyak, mungkin ratusan bahkan ribuan bentuk penipuan yang kita alami sehari-hari, baik sebagai korban, maupun mungkin sebagai pelaku. Alkitab berbicara banyak mengenai tipu menipu, yang jika tidak kita sikapi dengan baik, bisa menjerumuskan kita ke dalam jurang kesesatan yang mengarah pada siksa kekal.

Ayat bacaan hari ini diambil dari salah satu Mazmur Daud yang berbunyi: "Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!" (Mazmur 32:2) Ya, jika anda saat ini sudah diubahkan menjadi manusia baru setelah menerima Kristus, dan tidak berjiwa penipu, anda pantas bersyukur dan berbahagia. Itu artinya anda menghargai betapa berharganya pengorbanan Kristus di kayu salib untuk menyelamatkan kita semua. Itu artinya anda tidak memberi ruang bagi iblis untuk mempengaruhi diri anda. Tuhan tidak menyukai seorang berjiwa penipu. Dalam Amsal 12:2 kita membaca demikian: "Orang baik dikenan TUHAN, tetapi si penipu dihukum-Nya." Dan dalam kesempatan lain, Mazmur menulis demikian: "Apakah yang diberikan kepadamu dan apakah yang ditambahkan kepadamu, hai lidah penipu? Panah-panah yang tajam dari pahlawan dan bara kayu arar." (Mazmur 120:3). Penipu akan mendapatkan upahnya yang mengerikan. Alkitab tidak mengenal tipu kecil atau besar, white lies atau black lies. Tipu adalah tipu. Iblis akan terus mencoba menyesatkan kita lewat kedagingan agar kita tergoda untuk melakukan aksi tipu menipu ini setiap waktu. Itu pekerjaan iblis. Namun ingatlah, ketika anda memandang ke atas, ada mata Tuhan yang akan selalu melihat segala sesuatu yang anda perbuat. Pada saatnya nanti, anda tetap harus mempertanggungjawabkan segalanya di hadapanNya. Manusia mungkin bisa ditipu, tapi Tuhan tidak akan pernah bisa. Tidak ada satupun yang tersembunyi, tidak ada satupun yang tertutup yang tidak akan dibuka, dan yang tidak akan diketahui oleh Tuhan. (Matius 10:26). Seorang penipu akan mendapatkan hukumannya. Di bumi mungkin bisa lolos, tapi di hadapan Tuhan, tidak akan ada yang bisa lolos dari perbuatan sesatnya.

Seorang penipu sama statusnya seperti penyemah berhala, penzinah, pencuri dan hal-hal buruk lainnya di mata Tuhan. Dan mereka ini tidak akan mendapatkan bagian dalam Kerajaan Allah. "Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (1 Korintus 6:9-10). Jika mungkin anda pernah melakukannya di masa lalu dan belum mengakuinya, segeralah akui di hadapan Tuhan dan bertobatlah. Dan setelahnya, tinggalkan pola tipu menipu ini dengan sungguh-sungguh. Alkitab berkata "Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita." (ay 11). Ketika anda sudah disucikan, dikuduskan bahkan dibenarkan dalam nama Yesus dan dalam Roh Allah, itu artinya anda sudah dibebaskan dari segala belenggu masa lalu. Maka tugas kita selanjutnya adalah menjaga diri kita agar tidak lagi terpeleset dan termakan jebakan iblis. Tetap rajin berdoa, bertekun membaca dan mendalami Alkitab, dan melakukan firman Tuhan dalam setiap sendi kehidupan kita, akan melatih diri dan jiwa kita untuk tetap berada dalam koridor hidup yang sesuai kehendak Tuhan.

Tidak perlu menipu untuk bisa hidup, tidak perlu menipu untuk bisa sukses, tidak perlu menipu untuk bisa hidup layak. Tidak ada satupun alasan yang bisa membenarkan penipuan. Tuhan adalah Allah yang Maha Adil, yang penuh kasih setia. Tuhan tidak akan pernah menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela. (Mazmur 84:12). Tuhan akan selalu mencukupkan bahkan melimpahkan berkatNya kepada setiap anak-anakNya yang taat. Itu pasti. Hidup jujur tidak akan pernah merugikan. Janganlah tergiur untuk memperoleh keuntungan sesaat dan akibatnya harus menanggung resiko yang fatal di kemudian hari. Marilah kita terus melatih diri kita untuk hidup jujur dan benar di hadapan Tuhan. Dan Tuhan akan selalu melimpahkan segala kebaikan bagi kita yang berusaha sungguh-sungguh untuk hidup kudus sesuai kehendakNya.

Hindari segala bentuk penipuan, walau sekecil apapun.

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Anggur Cinta
Anggur Cinta

"Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur" Kidung 1:2

Bukankah cinta itu sesuatu yang menakjubkan? Coba pikirkan tentang cinta pertama Anda; debaran dan kegembiraan yang Anda rasakan ketika ada seseorang yang mencintai Anda! Ketika saudara perempuan Anda selalu mengingatkan Anda betapa menyebalkannya Anda, dan kaus kaki Anda adalah kaus kaki yang paling bau di seluruh dunia, ada wanita lain yang harum dan secantik bunga yang mengatakan Anda sungguh manis!

Lalu Anda menikahi sang bunga, dan menikmati keharumannya selama bertahun-tahun, sampai satu hari, Anda terbangun dan menyadari keharuman itu telah hilang. Anda melihat si pengantin muda Anda, dan waktu telah meninggalkan jejak di dirinya. Anda melihat cermin, dan bayangan Anda sendiri tidak Anda kenali. Kemanakah cinta telah pergi?

Dalam kebanyakan kasus, cinta itu masih tetap ada disana, tetapi telah melalui beberapa perubahan positif dan negatif. Cinta telah berubah ke arah lebih baik melalui pendalaman akan pengertian yang baru dan lebih berkembang mengenai apa cinta itu. Cinta bukan mengenai hubungan seksual, makan malam romantis dan berdansa di malam hari, tetapi mengenai hubungan dan cinta kasih. Pasangan Anda tidak hanya mengedipkan matanya kepada Anda, tetapi sekarang Anda sekarang yang mengedipkan mata yang pedih ketika ia membantu Anda memasang contact lens. Ketika suami Anda dulunya memandang Anda dengan mesra dari seberang meja makan dan dengan lembut menyuapi Anda dengan jarinya, sekarang ia menyuapi Anda makan pagi, siang dan malam selama 6 minggu karena tangan Anda patah akibat cucu Anda tiba-tiba melompat menimpa Anda! Anda melihat rambut istri Anda dan berpikir kemanakah rambutnya yang dulu hitam legam, dan sekarang hanya ada beberapa bayangan abu-abu.. Anda memegang sendiri kepala Anda hanya untuk merasakan licinnya kepala Anda sekarang.

Yah, waktu telah berubah banyak bagi Anda berdua, dan ketika Anda memikirkan kenyataan ini, sudut bibir Anda bergerak naik dan Anda senang Anda tidak sendirian dalam melewati transformasi alamiah ini. Anda berpaling kepada pasangan Anda dan tersenyum tanpa alasan yang jelas, dan ia kembali berpikir Anda sedang pada "masa senioritas" yang lain!

Dan untuk yang negatif, perubahan negatif itu tidak PERLU terjadi, tetapi sedihnya, dalam pernikahan, hal itu sering terjadi karena kita sering saling meremehkan. Kita berpikir hal yang tersulit adalah bagian memasukan cincin ke dalam pasangan kita dan sekarang, kita dapat duduk-duduk santai dan menikmati masa indah selamanya. Dan ketika masa indah itu tidak datang, kita mulai marah, merasa frustrasi dan menyalahkan, "Ia tidak bersikap sama kepada saya seperti dulu!" ujar Anda.

Bagaimana dengan Anda? Bagaimana sikap ANDA terhadap pasangan Anda? Apakah Anda berkata-kata dengan kata-kata pedas dan mengharapkan respon semanis madu? Bagaimana dengan tindakan Anda sendiri? Apakah Anda mengacuhkan kebutuhan pasangan Anda sementara Anda menginginkan ia memenuhi kebutuhan Anda?

Sebagaimana ayat itu membandingkan cinta dengan anggur, pernikahan seperti layaknya kebun anggur harus dirawat, disiram dan dipupuk jika Anda menginginkan buah anggur yang manis dan lezat untuk dibuat anggur. Jika tidak, kebun anggur itu akan mulai mati dan mengering, dan air yang keluar dari buah anggur itu terasa asam.

Cinta dalam pernikahan LEBIH nikmat dibandingkan dengan anggur, karena seperti rasa anggur yang semakin enak seiring dengan berlalunya waktu, cinta kasih yang terpelihara memiliki kemampuan untuk menumbuhkan karakter dan intensitas. Minuman terenak!!

Hal yang sama juga berlaku dalam hubungan kita dengan Tuhan. Mengacuhkan hubungan kita akan menyebabkan kepahitan jiwa dan kehancuran terhadap keselamatan yang telah kita peroleh.

Sumber: pondokrenungan.com

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Salah Menaruh Hati
Hakim-hakim 14:2 Ia pulang dan memberitahukan kepada ayahnya dan ibunya: "Di Timna aku melihat seorang gadis Filistin. Tolong, ambillah dia menjadi isteriku."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 59-60; Markus 3-4; Bilangan 1-4

Keperkasaan Simson sangat menakjubkan. Ia lahir karena kasih karunia Allah. Allah telah memperlengkapi dengan kekuatan yang luar biasa sejak lahir. Tetapi sayang, keperkasaannya hilang karena salah menaruh hatinya. Tradisi Israel melarang untuk kawin campur yang gawur dengan bagsa-bangsa lain. Simson sebagai orang Israel asli tentu mengenal tradisi tersebut. Ia menyepelekan larangan Allah. Simson lebih memperhatikan kecantikan Delila, dibanding peraturan Allah.

Dalam memilih kekasih, Simson hanya memperhatikan penampilan luar. Ia melihat Delila hanya dari sudut pandang jasmani, bukan dari sudut pandang Allah. Ia tidak mengambil keputusan berdasarkan persetujuan Allah. Akibat kesalahannya, hidup Simson bukan hanya gagal melainkan berakhir dengan tragis.

Kita mungkin tidak seperti Simson dalam hal menaruh hati. Namun tanpa sadar, kita juga melakukan hal serupa. Kita menaruh hati di tempat yang lain, pada sesuatu yang bukan Allah, misalnya hati kita lebih terpaut pada orang yang kita cintai, hobi, pekerjaan, barang baru yang kita miliki dan lain-lain. Tidak salah kita mencintai hal-hal itu, tetapi Tuhan haruslah tetap nomor satu. Ketika kita salah menaruh hati, berarti bencana bagi kita.

Waspadalah! Jika hati kita kotor, hidup kita pun tidak akan jauh berbeda.

Sumber: Jawaban.com

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Abu dan Pertobatan
Abu dan Pertobatan

Puasa dimulai hari Rabu abu ini dengan penerimaan abu yang merupakan suatu tanda pertobatan yang bersifat komunal. Di seluruh dunia setiap orang katolik menerima abu di dahinya sebagai ungkapan kesediaan mereka untuk memulai saat pertobatan. Abu yang telah kita terima di dahi itu tak dapat disembunyikan seperti halnya saat kita menerima suntikan, di mana setelah disuntik kita bisa menutupinya dengan menurunkan kembali lengan baju. Abu diberikan di dahi dan karenanya semua orang bisa melihatnya dengan mudah.

Di hari Rabu abu kita tidak datang menerima abu di tangan dan secara sembunyi-sembunyi kita kembali lalu mengoleskannya di dahi. Dahi yang bersih saat kita datang kini ditaburi abu untuk bias dilihat secara jelas oleh semua orang tanpa mampu bersembunyi.

Tentu ketika kita keluar dari pintu gereja setelah menerima abu di dahi, kita mungkin akan merasa malu bahwa justru bagian diri kita yang biasanya dengan mudah dilihat orang kini dikotori. Apa lagi kalau kita berada di lingkungan yang mayoritasnya tak beriman sama seperti kita, yang tak mengenal dan tak memahami apa makna di balik kotornya dahi tersebut. Tapi justru inilah nilai rohani dari penerimaan abu, yakni bahwa kita secara terbuka dan dengan amat rendah hati berdiri di hadapan sesama dan berkata bahwa kita bukanlah manusia yang bersih. Kita adalah kaum pendosa. Kita butuh sesuatu yang melampaui kekuatan manusiawi kita, yakni kekuatan rahmat Allah untuk membebaskan kita dari keadaan kita saat ini, yakni membebaskan kita dari dosa-dosa kita.

Satu hal menarik saat kita menerima abu. Karena abu diurapi di dahi kita, maka amatlah mustahil bahwa kita bisa melihat secara langsung betapa kotoranya dahi kita. Kita hanya bisa melihatnya lewat cermin setelah kita kembali ke rumah. Namun kita bisa dengan amat mudah melihat kotornya dahi orang lain. Di sini orang lain seakan berdiri di depan kita dan menjadi cermin tempat kita melihat diri kita masing-masing. Dalam hidup nyata kitapun dapat dengan mudah melihat kekurangan, kelemahan serta keburukan orang lain. Kita sulit melihat dengan jelas kelemahan diri sendiri. Orang lain selalu salah sementara aku selalu berada di pihak yang benar. Namun di hari Rabu abu sesamaku adalah gambaran diriku. Sesamaku adalah cermin diriku. Aku melihat diriku yang penuh kelemahan melalui orang lain yang kini berada di depanku. Tak ada yang bisa kita katakan di saat itu kecuali bersama-sama berdiri di hadapan Tuhan dan mengakui bahwa kita adalah manusia lemah, manusia yang sering jatuh. Kita adalah manusia yang bersama-sama membutuhkan rahmat istimewa dari Tuhan agar bisa bangun lagi dan menjadi layak lagi disebut anak-anak pilihanNya.

Selamat memasuki masa puasa dan lebih lagi mari kita mulai bertobat.

Sumber: pondokrenungan.com

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
5 Menit Telah Menyelamatkan Nyawa Saya
5 Menit Telah Menyelamatkan Nyawa Saya

Shalom,saya ingin berbagi pengalaman dengan teman-teman sekalian. Kejadian berawal kemarin (20 Juni) sekitar jam 10 malam saat saya mengendarai mobil dengan sepupu di daerah lampu merah ke arah Tugu Tani dari arah kebun sirih. Tiba-tiba kaca depan kiri sepupu saya yang sedang menelpon di gedor-gedor dengan pemuda yang masih belasan tahun. Kita kaget dan berteriak lalu pemuda itu meminta handphone sepupu saya. Lalu beliau sembari menunjukkan besi di perutnya, dan langsung tiba-tiba menghantam kaca depan mobil saya. Perasaan saya hanya bisa melihat kaca mobil yang timbul retak-retak dan mulai berjatuhan serpihan kacanya.

Lalu saya berpikir apa yang harus saya lakukan sedangkan lampu merah masih lama, dan tidak ada satu orang pun yang menolong kami. Dan sempat beliau memukul kaca depan mobil kami,akhirnya saya berteriak TUHAN YESUS dan langsung masukkin gigi mundur. Tiba-tiba mobil saya nabrak mobil di belakang dan Pemuda tersebut meninggal kan mobil kami begitu saja. Akhirnya setelah mundur, saya mengambil jalan sebelah kanan. Lalu mobil belakang saya mengklakson mobilnya agar minta pertanggung jawaban saya. Tapi setelah melihat kaca depan mobil hancur,beliau hanya mengangkat tangannya (seolah –olah memberitahu it’s oke). Karena saat itu saya shock dan tidak berani turun karena pemuda itu belum jauh meninggalkan mobil kami.

Dan lampu hijau menyala, saya langsung pulang ke rumah. Dan saya hanya bisa berdoa mengucap syukur sepanjang perjalanan dan di rumah. Dan anehnya saya tidak sakit hati, tidak kesal dengan pemuda tsb. Dan saya berdoa Tuhan mau mengampuni dan menjamah hati Pemuda itu. Dan saya percaya segala sesuatu yang terjadi adalah yang terbaik untuk kehidupan saya.

Saya tak bisa membayangkan jika saya tidak menyebut nama Tuhan Yesus, mungkin ada beberapa kejadian :
1. Kaca sebelah kiri depan sudah di hantam oleh pemuda tsb untuk mengambil handphone sepupu saya.
2. Mobil di belakang saya menuntut ganti rugi

Akhirnya saya membawa mobil tsb untuk claim asuransi.
Dengan kejadian ini, Tuhan Yesus berkarya untuk kehidupan aku.

Thank you Lord.

God Bless You.

Sumber: pondokrenungan.com
Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 74
Kamis, 2 April 2009

Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
[ Mazmur 103:2 ]

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
[ I Tesalonika 5:18 ]

Bacaan Alkitab: I Korintus 2:1-5; Lukas 22:39-46

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 73
Rabu, 1 April 2009

Kiranya kasih setia-Mu mendatangi aku, ya TUHAN, keselamatan dari pada-Mu itu sesuai dengan janji-Mu.
[ Mazmur 119:41 ]

ketika Barnabas sampai di sana, dan melihat bagaimana Allah memberkati orang-orang itu, ia gembira sekali. Lalu ia minta supaya mereka sungguh-sungguh setia kepada Tuhan dengan sepenuh hati.
[ Kisah Para Rasul 11:23 ]

Bacaan Alkitab: Ibrani 9:11-15; Lukas 22:31-38

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 72
Selasa, 31 Maret 2009

Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku. Aku akan mengasihani mereka, seperti seorang bapak menyayangi anak yang mengabdi kepadanya.
[ Maleakhi 3:17 ]

Maka berangkatlah ia pulang kepada ayahnya. Masih jauh dari rumah, ia sudah dilihat oleh ayahnya. Dengan sangat terharu ayahnya lari menemuinya, lalu memeluk dan menciumnya.
[ Lukas 15:20 ]

Bacaan Alkitab: Ayub 19:21-27; Lukas 22:24-30

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 71
Senin, 30 Maret 2009

Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi.
[ Ayub 28:28 ]

Perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.
[ Efesus 5:15 ]

Bacaan Alkitab: Ibrani 6:20 7:1-3 (16-17) 24-27; Lukas 22:7-23

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 70
Sabtu, 28 Maret 2009

Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang."
[ Yesaya 35:4 ]

Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.
[ II Tesalonika 3:5 ]

Bacaan Alkitab: Yohanes 14:15-21; Lukas 22:1-6

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 69
Jumat, 27 Maret 2009

Dengan kuasa-Ku yang besar dan dengan kekuatan-Ku Aku telah menciptakan bumi dan manusia serta segala binatang, dan Aku dapat memberikannya kepada siapa saja yang Kukehendaki.
[ Yeremia 27:5 ]

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
[ Matius 5:5 ]

Bacaan Alkitab: Yohanes 10:17-26; Lukas 21:29-38

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 68
Kamis, 26 Maret 2009

Allahmu setia, tak ada kecurangan pada-Nya, Ia melakukan yang baik dan benar.
[ Ulangan 32:4 ]

Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
[ I Korintus 10:13 ]

Bacaan Alkitab: II Korintus 4:11-18; Lukas 21:20-28

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 67
Rabu, 25 Maret 2009

Kamu akan disebut imam TUHAN dan akan dinamai pelayan Allah kita.
[ Yesaya 61:6 ]

Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
[ Yohanes 12:26 ]

Bacaan Alkitab: Yohanes 15:9-17; Lukas 21:5-19

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 66
Selasa, 24 Maret 2009

Adapun Allah, jalan-Nya sempurna.
[ Mazmur 18:31 ]

Aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
[ Roma 8:18 ]

Bacaan Alkitab: Ayub 9:14-23, 32-35; Lukas 21:1-4

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 65
Senin, 23 Maret 2009

Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu.
[ II Tawarikh 20:12 ]

"Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."
[ Kisah Para Rasul 9:5-6 ]

Bacaan Alkitab: Ulangan 8:2-10; Lukas 20:41-47

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 64
Jumat, 20 Maret 2009

Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan!
[ Mazmur 24:7 ]

Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
[ Lukas 19:6 ]

Bacaan Alkitab: Matius 10:34-39; Lukas 20:20-26

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 63
Kamis, 19 Maret 2009

Tidak ada yang sama seperti Engkau, ya TUHAN! Engkau besar dan nama-Mu besar oleh keperkasaan perbuatan-Mu.
[ Yeremia 10:6 ]

Semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya. (Yesus).
[ Lukas 13:17 ]

Bacaan Alkitab: Markus 8:(10-13) 14-21; Lukas 20:9-19

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 62
Rabu, 18 Maret 2009

Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.
[ Yesaya 50:5 ]

Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya.
[ Lukas 10:39 ]

Bacaan Alkitab: Markus 9:38-41 (42-47); Lukas 20:1-8

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 61
Selasa, 17 Maret 2009

Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam.
[ Hagai 2:9 ]

(Yesus berkata) Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
[ Lukas 12:34 ]

Bacaan Alkitab: Ayub 7:11-21; Lukas 19:41-48

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 60
Senin, 16 Maret 2009

Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu.
[ Yesaya 43:3 ]

(Yesus berkata) Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.
[ Lukas 5:31 ]

Bacaan Alkitab: Lukas 14:(25-26) 27-33 (34-35); Lukas 19:28-40

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 59
Sabtu, 14 Maret 2009

Kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu, bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya.
[ Mazmur 103:17, 18 ]

kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil.
[ Kolose 1:23 ]

Bacaan Alkitab: Galatia 2:16-21; Lukas 19:11-27

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 58
Jumat, 13 Maret 2009

Engkau dekat tatkala aku memanggil-Mu, Engkau berfirman: Jangan takut!
[ Ratapan 3:57 ]

(Yesus berkata kepada Yairus) Jangan takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat.
[ Lukas 8:50 ]

Bacaan Alkitab: Lukas 9:43b-48; Lukas 19:1-10

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 57
Kamis, 12 Maret 2009

Jauhkanlah allah asing yang ada di tengah-tengah kamu dan condongkanlah hatimu kepada TUHAN.
[ Yosua 24:23 ]

Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.
[ Kisah Para Rasul 14:15 ]

Bacaan Alkitab: I Yohanes 1:8-2 (3-6); Lukas 18:31-43

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 56
Rabu, 11 Maret 2009

Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
[ Mazmur 133:1, 3 ]

Terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.
[ Roma 15:7 ]

Bacaan Alkitab: Keluaran 17:1-7; Imamat 25:35-43

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 55
Selasa, 10 Maret 2009

Kembalilah, ya TUHAN--berapa lama lagi? --dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
[ Mazmur 90:13 ]

(Yesus berkata) Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.
[ Lukas 19:5 ]

Bacaan Alkitab: Ayub 2:1-10; Imamat 25:1-24

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Puji dan Janji 54
Senin, 9 Maret 2009

Kepada TUHAN, Allah kita, kami akan beribadah, dan firman-Nya akan kami dengarkan.
[ Yosua 24:24 ]

kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu.
[ II Tesalonika 1:11 ]

Bacaan Alkitab: Yeremia 26:1-3, 7-16, 24; Imamat 19:31-37

Sumber: Puji dan Janji 2009

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal 35
Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal 35 Renungan

Menarik sekali, Alkitab berkata kenakanlah manusia baru. Itu artinya Anda tidak bisa hanya duduk-duduk secara pasif lalu mengharapkan manusia baru itu muncul secara tiba-tiba; juga Anda tidak bisa hidup dengan pola pikir yang negatif lalu berharap segala sesuatunya tiba-tiba menjadi lebih baik. Tidak, Anda perlu membuang semua pikiran negatif dan mengenakan sikap yang baru. Dengan kata lain, Anda harus mengubah pola berpikirmu dan mulailah membiasakan diri dengan hal-hal yang baik dari TUHAN. Jika Anda mulai kembali lagi kepada pla pikir yang negatif, Anda akan menjadi mudah kecewa.

Dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
[ Efesus 4:24 ]

Baca Selengkapnya...
Labels: 0 comments |